Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan Keripik Kentang Di Ud. Agronas Gizi Food Desa Sidomulyo Kecamatan Bumiaji Kota Batu

Main Author: Gaus, RahayuMaharaniHarina
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130287/
Daftar Isi:
  • Bertambahnya penduduk Indonesia membawa peluang bagi pelaku usaha pariwisata untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana pariwisata ditinjau dari kenaikan jumlah kedatangan wisatawan di Indonesia khususnya Kota Batu. Menurut majalah Digital Malang Times (2014), Kota Batu memiliki banyak destinasi wisata, berbanding lurus dengan tingkat kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Data Disbudpar menyatakan, sekitar 3,5 juta orang berkunjung ke Kota Batu pada 2014. Pada 2013 lalu 3,1 juta orang, naik 35 - 40 persen per tahun. Dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Batu, maka diharapkan banyak perusahaan oleh-oleh khas Kota Batu yang mandiri dan mampu menciptakan produk yang berkualitas tinggi khususnya perusahaan dalam bidang agribisnis. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005), permintaan kentang meningkat sebesar 11,8 persen per tahun. Pertumbuhan permintaan tersebut berasal dari pertumbuhan penduduk sebesar 1,8 persen per tahun, sementara pertumbuhan konsumsi per kapita meningkat sebesar 8,5 persen. Produksi kentang meningkat sebesar 6,91 persen per tahun disumbang dari pertumbuhan produktivitas sebesar 3,25 persen, dan luas areal sebesar 3,57 persen per tahun. Hanya pada tahun 1980 -1982 saja Indonesia mengalami defisit kentang selama periode 1970 - 2003 neraca perdagangan internasional. Salah satu ciri khas dari kentang adalah tidak dapat bertahan lama, sehingga salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengolah kentang menjadi bahan menjadi keripik. Banyaknya permintaan kentang juga mempengaruhi banyaknya makanan olahan yang terbuat dari kentang hal tersebut yang menjadikan tanaman kentang disebut sebagai komoditas prioritas, contohnya keripik kentang dan donat kentang. Di Jawa Timur, makanan keripik kentang ini juga merupakan salah satu makanan yang memiliki potensi dalam pengembangan di UKM khususnya di Kota Batu. Saat ini di Kota Batu terdapat 21 UKM yang mengolah kentang menjadi keripik kentang dengan penjualan 85.200 kg/tahun (Diskoperindag, 2008). Salah satu UKM yang melakukan pengolahan kentang menjadi keripik kentang adalah UD. Agronas Gizi Food. UD. Agronas Gizi Food merupakan salah satu perusahaan yang berada pada bidang agribisnis terutama pada pengolahan hasil pertanian dalam bentuk keripik. Kapasitas produksi perusahaan gizi Food pada musim hujan 100 - 200 Kg per produksi, sedangkan kapasitas produksi untuk musim kemarau sebanyak 400 - 500 Kg per produksi. Dalam sebulan, perusahaan ini mampu memproduksi keripik kentang 8 - 10 kali sehingga rata-rata produksi per bulannya yaitu sebesar 800 hingga 1200 Kg. Permasalahan dalam perusahaan ini adalah adanya persaingan yang semakin tajam dan meningkat sehingga menuntut suatu perusahaan untuk menyusun suatu rangkaian kebijakan di bidang pemasaran. Oleh karena itu perusahaan perlu i viii menetapkan strategi pemasaran dan penjualan yang tepat agar dapat bersaing dengan kompetitornya dan kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan baik serta tercapainya tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba dengan meningkatkan volume penjualan. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menjawab tujuan yaitu menganalisis pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) terhadap volume penjualan dan mengetahui kombinasi variabel bauran pemasaran yang paling dominan mempengaruhi peningkatan volume penjualan keripik kentang di UD. Agronas Gizi Food. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive pada UD. Agronas Gizi Food, Desa Sidomulyo, Kota Batu. Dalam metode penentuan responden ini menggunakan key informant, yaitu pemilik perusahaan dan karyawan bagian produksi serta bagian pemasaran keripik kentang perusahaan ini. Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen (ketersediaan produk, tingkat harga, biaya promosi dan biaya distribusi) terhadap variabel dependen (volume penjualan) dan melihat hubungan parsial dan simultan antar variabel indepenen dan dependennya. Hasil penelitian yang dilakukan antara lain: 1. Data bauran pemasaran yang didapatkan dari tahun 2010 - 2014 mengalami fluktuatif karena perusahaan tidak memperhatikan unsur bauran pemasaran secara rinci. 2. Dari empat variabel independen yang diteliti, semua variabel secara simultan berpengaruh terhadap variabel volume penjualan sebesar 15,927. Dan hanya satu variabel saja yang tidak memiliki pengaruh secara parsial, yaitu ketersediaan produk yaitu sebesar 0,723 lebih besar dari 0,05. 3. Pengaruh kombinasi unsur bauran pemasaran terhadap volume penjualan yang paling besar terjadi pada kombinasi variabel tingkat harga dan biaya promosi sebesar 45,2 persen. Sedangkan yang terkecil terjadi pada kombinasi variabel biaya distribusi dan ketersediaan sebesar 4,5 persen. Saran yang diberikan untuk perusahaan yaitu perusahaan lebih memperhatikan kombinasi unsur bauran pemasaran untuk melakukan kegiatan pemasaran agar tercapai tujuan meningkatkan volume penjualan karena pengaruh unsur 4P (product, price, place, and promotion) dalam bauran pemasaran hanya berpengaruh sedikit terhadap volume penjualan. Selain itu, penulis menyarankan agar lebih memperhatikan variabel tingkat harga dan biaya promosi, karena kombinasi tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap volume penjualan.