Pengaruh Jumlah dan Waktu Pemberian Air Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L.)) Schott var.Antiquorum
Daftar Isi:
- Umbi talas adalah satu diantara beberapa komoditas umbi-umbian yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan pangan alternatif selain beras yang bersifat sehat dan aman terutama bagi penderita penyakit diabetes (Onwueme, 1978). Umbi talas dapat dikonsumsi dengan cara direbus. Selain itu dapat juga diolah menjadi beberapa macam bentuk olahan seperti keripik talas, bubur instan (terutama untuk makanan bayi dan orang tua), perkedel maupun untuk campuran jely (Biotrop, 2007) . Berdasar pada tingginya tingkat pemanfaatan tersebut, mengakibatkan permintaan umbi talas mengalami peningkatan. Hal ini sangat terkait karena umumnya tanaman talas hanya di tanam 1 kali dalam 1 musim, yaitu hanya pada awal musim penghujan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut dan dalam upaya untuk meningkatkan tingkat ketersediaan umbi talas, serta agar umbi talas tetap tersedia sepanjang musim, maka penelitian yang bertujuan untuk mengetahui t i ngkat kebutuhan air pada tanaman talas perlu dilakukan. Hal ini sehubungan bahwa air merupakan senyawa yang sangat penting dalam kaitannya dengan proses metabolisme dan fisiologis tanaman. Hipotesis yang diajukan ialah s emakin lama selang waktu pemberian air dan semakin sedikit jumlah air yang diberikan maka pertumbuhan dan hasil tanaman talas semakin rendah. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 hingga bulan Maret 2013 di green house Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP), yang terletak di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi gelas ukur, botol air mineral, ember, timbangan digital, oven, polybag ukuran 10 kg, soil moisture tester, Leaf Area Meter (LAM), kamera dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan meliputi air, umbi kormel , pupuk K (KCl: 60% K2 O), pupuk N (Urea: 45% N), p upuk phospat (SP-36: 36% P2 O5 ), dan pupuk kompos, insektisida Amorin 50 EC . Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) , yang terdiri dari 9 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu A 1 -500 mm = Penyiraman 1 hari sekali + jumlah air 500 mm , A 1 -1000 mm = Penyiraman 1 hari sekali + jumlah air 1000 mm , A 1 -1500 mm = Penyiraman 1 hari sekali + jumlah air 1500 mm , A 2 -500 mm = Penyiraman 2 hari sekali + jumlah air 500 mm , A 2 -1000 mm = Penyiraman 2 hari sekali + jumlah air 1000 mm , A 2 -1500 mm = Penyiraman 2 hari sekali + jumlah air 1500 mm , A 3 -500 mm = Penyiraman 3 hari sekali + jumlah air 500 mm , A 3 -1000 mm = Penyiraman 3 hari sekali + jumlah air 1000 mm , A 3 -1500 mm = Penyiraman 3 hari sekali + jumlah air 1500 mm . Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst, 70 hst, 105 hst, 140 hst dan panen. Pengamatan meliputi jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman bagian atas tanah, bobot segar tanaman bagian bawah tanah, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, jumlah anakan per tanaman dan jumlah anakan produktif per tanaman , rasio akar tajuk, laju pertumbuhan relatif, laju asimilasi bersih, jumlah umbi dan bobot segar umbi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis uji F (pada taraf p = 0,05) untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari perlakuan. Apabila terjadi pengaruh nyata dari perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5 % untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman talas yang diairi sebanyak 1500 mm yang diberikan 1 hari sekali, menunjukkan hasil yang paling tinggi pada seluruh komponen pertumbuhan dan hasil . Pemberian air sebanyak 1500 mm dengan waktu penyiraman 1 hari sekali menghasilkan bobot segar umbi yang nyata lebih berat 91,63 dan 82,28 % bila dibandingkan dengan tanaman yang diairi 2 dan 3 hari sekali, serta nyata lebih berat 47,23 dan 97,01 % jika dibandingkan dengan tanaman diairi sebanyak 1000 mm dan 500 mm pada umur pengamatan 180 hst (panen).