Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kopi Instan (Studi kasus di dalam lingkungan Universitas Brawijaya Malang)

Main Author: Wananda, WahyuEka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/129643/1/Cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/129643/2/Daftar_Pustaka.pdf
http://repository.ub.ac.id/129643/2/BAB_I%2C_III%2C_IV%2C_V%2C_VI.pdf
http://repository.ub.ac.id/129643/3/Lampiran_Kuesioner_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129643/3/Kata_Pengantar_dan_Daftar_Isi.pdf
http://repository.ub.ac.id/129643/
Daftar Isi:
  • Kopi dikenal sebagai minuman non-alkoholik yang telah mendunia selain teh dan coklat. Kopi menjadi menu yang senantiasa disajikan baik pada acara-acara formal semacam coffe break atau rehat kopi seminar, maupun dalam suasana yang tidak formal seperti di rumah, tempat kerja, warung pinggir jalan atau kafe berskala global seperti Starbuck. Mengkonsumsi kopi instan bagi kalangan mahasiswa, karyawan ataupun dosen di Universitas Brawijaya sudah menjadi kebutuhan setiap harinya, ditambah saat ini kopi instan sudah bisa disajikan dengan kondisi panas atau dingin. Tercatat, setiap outlet yang menjual kopi instan di dalam kantin/cafetaria yang ada di Universitas Brawijaya setiap harinya terutama di saat hari aktif perkuliahan rata-rata mampu menghabiskan 20-150 gelas kopi instan setiap harinya. Saat ini semakin banyaknya merek kopi instan yang bermunculan memberikan berbagai pilihan kepada konsumen dalam mengkonsumsi kopi instan. Munculnya merek-merek baru di pasaran menyebabkan terjadinya perubahan sikap konsumen dalam mengkonsumsi produk (Soekamto, 1993). Dengan banyaknya merek-merek baru yang bermunculan ini terkadang membuat konsumen mencoba-coba atau sekedar membandingkan dengan merek yang biasa dikonsumsinya, dan dengan banyaknya produk kopi instan ini loyalitas konsumen terhadap produk di uji. Dari hasil survey pendahuluan pada lokasi penelitian, di dalam lingkungan Universitas Brawijaya Malang mempunyai 34 outlet di dalam kantin/cafetaria yang tersebar hampir di setiap fakultas ataupun kantin pusat yang juga banyak memasarkan berbagai macam merek kopi instan. Persepsi konsumen dipengaruhi oleh atribut-atribut yang melekat pada produk, komponen ini dapat berupa atribut produk yang meliputi kualitas produk, merek, label, kemasan, harga, jaminan dan pelayanan (Swastha, 1993). Menurut Tjiptono dan Diana (2002), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Dari uraian latar belakang di atas sangatlah penting untuk menganalisis atribut apa saja yang dianggap penting dalam membentuk persepsi konsumen dalam pengambilan keputusan berdasarkan atribut. Ada tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini, yaitu (1) Untuk menganalisis atribut yang dianggap penting oleh konsumen dalam membentuk persepsi terhadap kopi instan merek Torabika dan Good Day. (2) Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap kopi instan merek Torabika dan Good Day. Metode penelitian yang digunakan adalah secara sengaja yaitu di dalam lingkungan Universitas Brawijaya yang memiliki 34 outlet di dalam kantin/cafetaria yang menjual kopi intans. Metode analisis data yag digunakan adalah deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik obyek penelitian, karakteristik responden, yaitu konsumen yang pernah membeli dan mengkonsumsi kopi instan merek Torabika dan Good Day. Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perceived Quality yaitu untuk melihat persepsi konsumen terhadap pembelian kopi instan. Uji asosiasi dengan Cochran Q Test untuk menguji suatu atribut produk Torabika dan Good Day. Untuk uji instrumen kuisioner dengan menggunakan uji reabilitas dan validitas. Hasil pada penelitian ini yakni tentang analisis persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian kopi instan. Yang sebelumnya ditawarkan sebanyak 12 atribut produk, hanya terdapat 7 atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan. Atribut tersebut adalah rasa, aroma, ketersediaan produk, harga, pilihan rasa, izin departemen kesehatan, dan tanggal kadaluarsa. Hasil dari perceived quality dapat disimpulkan bahwa produk Torabika memiliki nilai Perceived Quality 1,04 lebih tinggi dari produk Good Day yang hanya memiliki nilai 0,96. Hal ini dapat dilihat pada gambar diagram skor performan produk kopi Torabika sebagian atribut yang dimiliki mempunyai nilai performan positif hampir mendekati nilai yang diharapkan oleh konsumen dan hanya satu atribut saja yang mempunyai nilai performan negatif, sedangkan produk Good Day hampir sebagian besar memiliki nilai performan negatif. Hal ini juga dapat mempengaruhi persepsi konsumen dalam pengambilan keputusannya disaat memilih suatu produk karena ketujuh atribut tersebut yang akan dipertimbangkan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan. Produk Torabika dapat dinyatakan mendapatkan performan positif di mata konsumen.