Evaluasi Kinerja Pemasok Bahan Baku Utama Produk SUOKLAT (Suroboyo Cokelat) (Studi Kasus: CV. Tritunggal Jaya, Surabaya, Jawa Timur)
Daftar Isi:
- Kegiatan pada sektor pertanian di Indonesia sesungguhnya memiliki prospek yang cerah mengingat Indonesia merupakan negara agraris. Subsektor perkebunan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Disamping itu, kakao juga berperan dalam pengembangan agroindustri (Balitbang deptan, 2005). Penggunaan kakao setengah jadi didominasi oleh industri cokelat sebesar 43,4% dan baru diikuti oleh industri lainnya yang menggunakan bahan kakao sebagai bahan tambahan (DepPerindus,2010). Berkembangnya zaman, banyak perusahaan yang bergerak dibidang bisnis cokelat. Bisnis cokelat tidak hanya didominasi oleh perusahaan besar saja, namun usaha kecil dan menengah atau dalam skala rumah juga ikut serta dalam bisnis tersebut. CV. Tritunggal Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha cokelat khususnya produk olahan cokelat. Merek dari produk olahan cokelat tersebut adalah SUOKLAT (Suroboyo Cokelat). Produksi Suoklat pertahunnya mengalami peningkatan berarti permintaan untuk produk tersebut cukup tinggi, sehingga setiap tahun pula kebutuhan bahan baku juga meningkat khususnya untuk bahan baku utama. Pemenuhan pasokan bahan baku cokelat batang dipenuhi oleh beberapa pemasok. Tetapi saat ini pada pelaksanaannya, performansi pemasok dalam memasok bahan baku kepada CV. Tritunggal Jaya masih tidak stabil. Oleh karena itu diperlukan evaluasi pada kinerja pemasok bahan baku utama pembuatan produk Suoklat yaitu evaluasi pemasok cokelat batang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aktivitas manajemen rantai pasok atau supply chain management pada CV. Tritunggal Jaya, menganalisis urutan prioritas dari kriteria-kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja kelima pemasok bahan baku utama produk Suoklat di CV. Tritunggal Jaya berdasarkan nilai bobot yang diperoleh, dan menentukan pemasok yang memiliki kinerja terbaik dalam memasok bahan baku cokelat batang pada CV. Tritunggal Jaya. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Tritunggal Jaya yaitu rumah produksi Suoklat yang berada di Jl. Jojoran Baru I/16, Surabaya, Jawa Timur dengan penentuan secara purposive. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui wawancara dan kuisioner. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari instansi tempat penelitian dan sumber pustaka lainnya yang menunjang penelitian. Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis tujuan pertama adalah secara deskriptif sedangkan tujuan kedua dan ketiga menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas rantai pasokan pada CV. Tritunggal Jaya terdiri dari pemasok bahan baku, perusahaan, pengecer dan konsumen/pelanggan. CV. Tritunggal Jaya mempunyai lima pemasok bahan baku utama (cokelat batang) dari berbagai daerah dan pemasok bahan baku tambahan (topping) serta pemasok kemasan produk Suoklat. Aliran barang dimulai dari pemasok (utama, pelengkap, dan kemasan) lalu ke perusahaan dilanjutkan ke pengecer/outlet dan akhirnya disalurkan ke konsumen ataupun pelanggan. Aliran informasi didapatkan dari semua anggota rantai pasokan, setiap anggota memiliki informasi yang berguna bagi kelancaran rantai pasokan. Aliran uang yang terjadi dimulai dari pelanggan ke pengecer lalu ke perusahaan hingga ke pemasok, dan pembayarannya secara tunai maupun kredit. Hasil penelitian kedua adalah kriteria yang diutamakan CV. Tritunggal Jaya dalam mengevaluasi kinerja pemasok cokelat batang adalah kualitas, harga, pengiriman, pelayanan, fleksibilitas, dan reputasi pemasok. Hasil pengolahan AHP didapatkan urutan prioritas kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi kinerja pemasok terdiri dari kualitas dengan bobot (0,338) , harga dengan bobot (0,178), pengiriman dengan bobot (0,219), fleksibilitas dengan bobot (0,111), pelayanan dengan bobot (0,088), dan reputasi pemasok dengan bobot (0,066). Serta untuk sub kriteria terdiri atas 14 sub kriteria. Sehingga berdasarkan hasil analisis kriteria dan sub kriteria yang diperoleh maka pemasok A merupakan pemasok yang memiliki kinerja terbaik dalam memasok cokelat batang di CV. Tritunggal Jaya dengan bobot (0,258). Hal tersebut karena pemasok A mampu memenuhi permintaan bahan baku cokelat batang sesuai kriteria yang diminta perusahaan dari segi kualitas, harga, pengiriman, dan pelayanan meskipun untuk kriteria fleksibiltas kurang mampu memenuhi. Kriteria fleksibiltas kurang bisa dipenuhi pemasok A karena letak pemasok A yang jauh dari tempat produksi sehingga kurang mampu memenuhi kebutuhan baku yang mendadak. Kemudian untuk urutan prioritas selanjutnya dari prioritas kedua hingga akhir yaitu pemasok C dengan bobot (0,228), pemasok B dengan bobot (0,206), pemasok E dengan bobot (0,200), dan pemasok D (0,111). Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di atas maka saran yang diajukan adalah: 1) CV. Tritunggal Jaya dalam melakukan evaluasi kinerja pemasok ataupun pemilihan pemasok hendaknya menggunakan kriteria yang telah dipertimbangkan dan telah diketahui bobot dan prioritasnya berdasarkan hasil penelitian ini 2) Untuk pemasok cokelat batang yang memiliki kinerja terbaik diharapkan mampu menjaga performansinya dan meningkatkan kembali kinerjanya dalam memasok bahan baku ke CV. Tritunggal Jaya dan untuk pemasok cokelat batang yang kinerjanya kurang baik dalam hal kualitas dan pengiriman bahan baku diharapkan memperbaiki kinerjanya dalam memasok bahan baku ke perusahaan. 3) Serta untuk CV. Tritunggal Jaya hendaknya melakukan evaluasi pemasok secara periodik, misalnya enam bulan sekali. Hal tersebut berguna untuk melihat kinerja masing-masing pemasok dikemudian hari.