Uji Metode Pengolahan Tanah Terhadap Hasil Wortel (Daucus carota L.) Varietas Lokal Cisarua dan Takii Hibrida
Daftar Isi:
- Produktivitas wortel mengalami peningkatan sebesar 15.86 ton ha-1 pada tahun 2012 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 14.67 ton ha-1 (BPS, 2012). Peningkatan produksi wortel tersebut menjadikan wortel sebagai komoditas dari sektor pertanian yang cukup prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, namun kualitas umbi yang dihasilkan didominasi malformasi bentuk pada umbi seperti umbi bercabang (forking) bengkok dan kerdil yang mengakibatkan penurunan nilai ekonomis.Umbi abnormal secara umum disebabkan oleh kondisi tanah yang padat, aerasi buruk disertai kesehatan tanah yang rendah atau biasa disebut hambatan mekanis tanah.Hambatan mekanis tanah (Mechanical impedance) dipengaruhi oleh mineralogi liat, bobot isi tanah, tekstur, struktur, kelembapan, dan kandungan bahan organic. Kondisi tanah tersebut dapat diperbaiki dengan pengolahan tanah yang berpengaruh pada struktur tanah, kemampuan menahan air, aerasi, kemampuan infiltrasi, pembatasan kehilangan unsur hara, suhu dan evaporasi. Pengolahan tanah akan mengurangi pembentukan panas, membentuk ruang perakaran yang optimum dan memecah saluran kapiler dalam tanah. Lapisan yang diolah akan mengering dengan cepat, tetapi kelembaban dibawah dapat terkonservasi dengan baik. Disisi lain pengolahan tanah membutuhkan input energi yang tinggi dari tenaga manusia, hewan, bahan bakar dan mesin mekanisasi. Pengolahan tanah yang berlebihan berpengaruh negatif terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah diperlukan metode pengolahan yang tepat dalam budidaya tanaman wortel agar diperoleh cara budidaya tanaman yang berdayaguna dan produktif. Tujuan penelitian ini ialah untuk (1) Mengetahui pengaruh pengolahan tanah terhadap pertumbuhan, kuantitas, dan kualitas bentuk umbi wortel pada varietas lokal dan hibrida; (2) Mengetahui metode pengolahan tanah yang dapat meminimalisir pengolahan tanah serta mengarah pada konservasi lahan sehingga dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi produksi wortel. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya yang terletak di Cangar, Kota Batu. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2012. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pengolahan tanah sebagai petak utama dan perbedaan varietas wortel sebagai anak petak didapatkan 8 kombinasi perlakuan dengan 4 kali ulangan, sehingga diperoleh 32 satuan kombinasi. Pengolahan tanah (P) terdiri dari 4 taraf, yaitu P1= Tanpa olah tanah, P2= Olah Tanah Minimum, P3= Olah tanah petani dan P3= Olah tanah maksimum, sedangkan perlakuan varietas (V) terdiri dari 2 taraf, yaitu V1= Varietas Lokal Cisarua dan V2= Varietas Takii Hibrida.Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada 30, 45, 60,75 dan 90 HST. Komponen pengamatan pertumbuhan meliputi panjang umbi, volume umbi, luas daun dan bobot kering. Pengamatan hasil dilakukan pada 105 HST dengan mengatamati panjang umbi, volume umbi, bobot segar, penggolongan mutu umbi dan indeks panen. Data hasil pengamatanakan dianalisis dengan uji F dan jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Dari hasil percobaan menunjukkan interaksi nyata perlakuan pengolahan tanah dan varietas pada beberapa parameter pengamatan, diantaranya adalah panjang akar, luas daun, bobot kering, panjang umbi dan volume umbi. Perlakuan pengolahan tanah memberikan pengaruh nyata pada parameter diameter umbi, laju pertumbuhan tanaman dan prosentase umbi normal (Grade A), sedangkan perlakuan perbedaan varietas berpengaruh nyata pada root shoot rasio. Perlakuan pengolahan tanah dan perbedaan varietas memberikan pengaruh nyata pada parameter bobot segar konsumsi, panjang dan volume umbi saat panen.Perlakuan pengolahan tanah tidak memberikan pengaruh nyata pada parameter indeks luas daun, diamater umbi saat panen. Perlakuan olah tanah minimum, olah tanah petani dan olah tanah maksimum pada Varietas Lokal Cisarua menunjukkan hasil yang lebih baik daripada tanpa olah tanah sebesar 52 % terhadap parameter bertumbuhan dan 49.83 % terhadap komponen hasil. Sedangkan pada Varietas Takii Hibrida, perlakuan olah tanah petani dan olah tanah maksimum menunjukkan hasil yang lebih baik daripada olah tanah minium dan tanpa olah tanah sebesar 26.95 % terhadap parameter bertumbuhan dan 29.64 % terhadap komponen hasil. Pengolah tanah minimum mampu menghasilkan produksi bobot segar, panjang umbi, volume umbi dan prosentase umbi normal (Grade A) yang sama dengan pengolahan metode petani dan pengolahan maksimum.