Daftar Isi:
  • Tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia seperti padi dan jagung, pada masa pertumbuhannya seringkali akan mengalami serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu OPT yang umum dijumpai pada tanaman jagung adalah gulma. Dalam pengendalian gulma, petani menggunakan dua cara, yaitu menggunakan alat pemotong (mekanis) dan herbisida (kimiawi). Saat ini mulai banyak petani yang menggunakan herbisida dalam pengendalian gulma, karena lebih efisien, mengurangi biaya produksi, dan hasil aplikasi lebih sesuai dengan yang diharapkan. Disamping keuntungan secara ekonomis, penggunaan herbisida juga membawa kerugian secara ekologis, seperti degradasi tanah, merusak tatanan ekosistem, dan meracuni manusia. Penggunaan herbisida oleh petani tidak dapat dihindarkan, karena saat ini petani lebih memilih untuk berorientasi kepada hasil panen yang meningkat, walaupun petani telah mengetahui dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan herbisida. Herbisida menawarkan solusi bagi petani dalam mengendalikan gulma yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dan menekan pertumbuhannya dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini, herbisida yang digunakan oleh petani dalam mengendalikan gulma, salah satunya berasal dari PT Syngenta Indonesia, dengan merek dagang CALARIS 550 SC. Kenyataan yang terjadi di lapang dalam hal pemasaran herbisida adalah, terjadinya situasi kompetisi yang tinggi antar sesama perusahaan manufaktur herbisida, dengan banyaknya produk-produk herbisida yang ditawarkan di pasar, sehingga petani yang menjadi konsumen utama menjadi ragu dalam menentukan herbisida apa yang akan dibeli untuk digunakan dalam kegiatan usahataninya. Untuk itu, PT Syngenta Indonesia dituntut untuk merumuskan dan menerapkan strategi pemasaran yang unik, sulit ditiru oleh kompetitor dalam memasarkan herbisida CALARIS 550 SC. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh PT Syngenta Indonesia dalam memasarkan herbisida CALARIS 550 SC, serta (2) Menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap pengambilan keputusan petani dalam membeli ulang herbisida CALARIS 550 SC. Penelitian dilakukan di Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Populasi penelitian berjumlah 1610 orang petani, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Dengan menggunakan rumus Slovin, didapatkan sampel berjumlah 43 responden dengan 4 variabel utama dari bauran pemasaran, yaitu harga (X1), produk (X2), promosi (X3), dan saluran distribusi (X4). Skala ii pengukuran variabel menggunakan skala likert. Data yang digunakan adalah data primer yang berupa hasil wawancara dengan responden dan kuesioner, sedangkan data sekunder yang digunakan adalah hasil dokumentasi, dan data mengenai profil Desa Kedungmalang yang didapatkan di balai desa setempat. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistic, untuk menganalisis apakah keempat variabel bauran pemasaran memiliki peluang dalam proses pengambilan keputusan petani dalam membeli ulang herbisida CALARIS 550 SC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran pemasaran yang berpeluang nyata dan signifikan dalam pengambilan keputusan petani untuk membeli ulang herbisida CALARIS 550 SC adalah produk (X2). Hal ini dapat dilihat melalui nilai signifikansi untuk variabel produk (X2) sebesar 0,026 , dengan nilai Exp(B) sebesar 18,610. Saran yang dapat diberikan untuk dengan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah (1) Diharapkan PT Syngenta Indonesia mampu terus menjaga kualitas herbisida CALARIS 550 SC, agar performa dan efektifitas dalam mengendalikan gulma dapat tetap terjaga, sehingga mampu membuat petani loyal terhadap produk herbisida tersebut, (2) Dalam menjalankan kegiatan promosinya, PT Syngenta Indonesia juga diharapkan untuk terus mengingatkan petani agar mengenakan pakaian pelindung pada saat aplikasi herbisida, sehingga mampu memperkecil kemungkinan timbulnya kasus keracunan pada petani.