Pengaruh Terapi Yogurt Susu Kambing Terhadap Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT), Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT) Dan Profil Protein Serum Model Tikus (Rattus norvegicus) H
Daftar Isi:
- Hiperkolesterolemia merupakan perubahan fisiologis tubuh yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol LDL dan fraksi lipid dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol memicu terbentuknya radikal bebas yang mengakibatkan LDL teroksidatif sehingga menimbulkan kerusakan di hati. Yogurt susu kambing memiliki kandungan bioaktif peptida dan Bile Salt Hydrolase BSH) yang diproduksi oleh BAL. Kandungan BAL memiliki potensi sebagai anti-inflamasi dan antioksidan tubuh. Tujuan penelitian ini mengetahui terapi yogurt susu kambing terhadap kadar SGOT-SGPT dan profil protein serum pada tikus (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. Penelitian ini menggunakan tikus yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol, hiperkolesterolemia, dan terapi yogurt susu kambing dosis 300 mg/Kg BB, 600 mg/Kg dan 900 mg/Kg BB. Pengukuran kadar SGOT-SGPT menggunakan photometric system spektofotometer dan dianalisis data menggunakan one way ANOVA yang di uji lebih lanjut dengan BNJ dengan beda nyata α = 0,05, sedangkan profil protein serum di uji secara semi kuantitatif dengan metode SDS-PAGE. Hasil penelitian menunjukkan pemberian terapi yogurt susu kambing dengan dosis 900 mg/kg BB secara signifikan (p < 0,05) dapat menurunkan kadar SGOT hingga 83,70 % dan kadar SGPT hingga 72,20%. Pada profil protein menunjukkan BM 15,4 kDa yang diduga sebagai protein sitokin proinflamasi yang menyebabkan kerusakan di hati, serta BM 94,4 kDa sebagai HSP90 berfungsi sebagai apoptosis dan denaturasi protein dan BM 53,7 kDa diduga sebagai k-kasein berfungsi antioksidan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi yogurt susu kambing mengandung antioksidan, antiinflamasi dan dapat menurunkan kadar SGOT-SGPT dan memperbaiki profil pita protein pada tikus.