Efek Ekstrak Antosianin Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Kultivar Gunung Kawi Terhadap Kadar Serum Kreatinin Pada Tikus Model Diabetes Melitus Sebagai Preventif Komplikasi Nefropati
Daftar Isi:
- Diabetes menjadi urutan kedua penyumbang kerusakan mikrovaskuler ginjal terbesar. Serum kreatinin menjadi salah satu indikator adanya komplikasi tersebut. Antosianin merupakan senyawa bioaktif berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menurunkan stres oksidatif akibat diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antosianin terhadap kadar serum kreatinin tikus diabetes. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen murni in vivo pada Rattus novergicus galur wistar yang diinjeksi STZ(30mg/kgBB) dua kali pada hari ke 41 dan 42 serta diberi diet tinggi lemak selama 45 hari. Tikus dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan DM yang diberi ekstrak antosianin dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB, dan 80mg/kgBB secara P.O pada hari ke 10-45. Pada hasil penelitian, didapatkan kadar serum kreatinin pada semua sampel dalam batas normal. Hasil statistik menunjukkan antosianin tidak signifikan terhadap kadar serum kreatinin(p>0,05). Namun kadar kreatinin yang normal tidak berarti tidak terjadi kerusakan ginjal. Diduga, nilai kreatinin yang normal dapat diakibatkan oleh proses hiperfiltrasi ginjal. Dari penelitian disimpulkan bahwa antosianin tidak menurunkan kadar serum kreatinin tikus diabetes. Maka diperlukan parameter lain untuk mendukung kerusakan dini ginjal, seperti: KIM, NGAL, cystatin-C, dan klirens kreatinin.