Daftar Isi:
  • Serat pangan memiliki manfaat bagi kesehatan salah satunya mengontrol berat badan atau kegemukan. Terdapat dua metode dalam menentukan kandungan serat makanan yaitu uji laboratorium metode enzimatik gravimetri dan software contohnya nutrisurvey. Nutrisurvey tidak membutuhkan biaya yang mahal, praktis, dan cepat dibandingkan dengan uji laboratorium. Sedangkan uji laboratorium merupakan metode yang dijadikan gold standart dalam menentukan kandungan gizi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan serat pangan pada 15 makanan siap saji khas Indonesia dengan menggunakan nutrisurvey dan enzimatik gravimetri serta melihat apakah terdapat perbedaan dari kedua metode tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analisis, dimana sampel yang telah ditentukan kemudian dikumpulkan untuk diobservasi kandungan serat pangan. Data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan serat pangan yang dianalisis dengan nutrisurvey memiliki rata-rata standar deviasi 5,10 + 4,28 gram. Serat pangan yang diuji dengan metode enzimatis gravimetri memiliki rata-rata standar deviasi 36,53 + 14,05 gram. Terdapat perbedaan yang signifikan antara serat pangan yang diuji dengan nutrisurvey dan enzimatik gravimetri (p = 0,00). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kandungan serat pangan pada analisis nutrisurvey dan enzimatik gravimetri. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan metode uji laboratorium yang berbeda.