Daftar Isi:
  • Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme ditandai dengan insufisiensi maupun resistansi insulin yang berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Kondisi ini memicu terjadinya gangguan proses angiogenesis pada jaringan luka sehingga menyebabkan penyembuhan luka yang terganggu. Cumi-cumi memiliki kandungan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi komplementer-alternatif penyembuhan luka diabetes. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak cumi-cumi terhadap jumlah pembuluh darah jaringan luka pada tikus putih wistar dengan kondisi hiperglikemia. Tiga puluh tikus wistar jantan dibagi menjadi 6 kelompok, dimana kelompok negatif adalah tikus dengan kondisi normal dan kelompok positif adalah tikus yang diinjeksi streptozotocin dan diberikan diet standar tikus, perlakuan standar adalah tikus hiperglikemia yang diberi diet supplement chitosan, serta perlakuan 1, perlakuan 2, perlakuan 3 adalah tikus diabetes yang diberi ekstrak cumi-cumi oral 450 mg/200 gr BB tikus satu kali sehari, dua kali sehari, dan dua hari sekali, secara berurutan. Semua tikus dilakukan pembuatan luka eksisi full thickness dibagian dorsal dan dirawat setiap hari dengan normal salin. Terminasi dilakukan pada hari ke-14 dengan mengambil jaringan luka tikus untuk dilakukan pengecatan H&E. Perhitungan jumlah pembuluh darah dilakukan pada software Olivia dengan pembesaran 400x pada 10 lapang pandang. Data kemudian dianalisa menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil statistika menunjukan terdapat perbedaan signifkan pada kelompok positif dan ketiga kelompok perlakuan. Ketiga kelompok perlakuan menunjukan rerata jumlah pembuluh darah yang tidak berbeda signifikan dengan rerata jumlah pembuluh darah pada kelompok normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak cumi-cumi efektif dalam meningkatkan jumlah pembuluh darah jaringan luka, sehingga dapat mempromosikan penyembuhan luka yang terlambat pada kondisi hiperglikemia