Fortifikasi Sari Daun Krokot (Portulaca oleracea) pada Es Krim Terhadap Kadar Karoten Total, Beta Karoten, dan Mutu Organoleptik
Daftar Isi:
- Hasil Riskesdas 2013 di Jawa Timur, prevalensi severe low vision sebesar 1,0% dan prevalensi kebutaan sebesar 0,4%. Namun secara nasional sebesar 0,9% dan 0,4%. Prevalensi severe low vision dan kebutaan di Jawa Timur menurut Riskesdas 2013 cukup tinggi. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan es krim berbahan dasar sari daun krokot yang memiliki kandungan karoten total dan beta karoten karena es krim merupakan makanan yang digemari masyarakat. Krokot mengandung 2550 μgram karoten total dan 1275 μgram beta karoten per 100 gram yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan tambahan pembuatan es krim untuk memenuhi kebutuhan cadangan vitamin A. Penelitian ini menggunakan True Experimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 taraf perlakuan dan 5 kali replikasi. Perlakuan tersebut adalah dengan fortifikasi sari daun krokot pada tiap perlakuan yaitu K0 (tanpa fortifikasi), K1 (fortifikasi 10 gram), K2 (fortifikasi 20 gram), dan K3 (fortifikasi 30 gram) per 100 gram es krim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi sari daun krokot berpengaruh terhadap peningkatan karoten total dan beta karoten (p = 0,013) dari hasil uji ANOVA, serta berpengaruh terhadap penurunan tingkat kesukaan mutu organoleptik warna, rasa, aroma dan tekstur (p = 0,000) dari hasil uji Kruskall Wallis. Kesimpulan penelitian ini adalah fortifikasi sari daun krokot dapat meningkatkan karoten total dan beta karoten pada es krim serta diterima dari mutu organoleptiknya.