Pengaruh Frekuensi Penggorengan dan Penambahan Jus Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Jumlah Asam Lemak Tak Jenuh (Trans) Pada Minyak Jelantah Curah
Daftar Isi:
- Banyak sekali alternatif penjernihan minyak untuk meningkatkan mutu minyak dari segi fisik, kimia dan gizi. Salah satunya adalah penjernihan minyak dengan jus lidah buaya karena kandungan antioksidan yang tinggi. Pada penelitian ini, lidah buaya digunakan untuk penjernihan minyak jelantah curah yang sudah digunakan selama lima kali penggorengan. Pembentukan asam lemak tak jenuh (trans) merupakan salah satu parameter penentuan kualitas minyak. Asam lemak tak jenuh (trans) terbentuk karena proses hidrogenasi pada suhu tinggi. Komponen antioksidan pada lidah buaya mampu menghentikan laju oksidasi lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi penggorengan dan penambahan jus lidah buaya terhadap jumlah asam lemak tak jenuh (trans) pada minyak jelantah curah. Penelitian ini menggunakan metode true eksperimental, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan desain split plot yang terbagi 4x5x2, dengan faktor penambahan jus lidah buaya sebagai plot induk, dan frekuensi penggorengan sebagai pemecah (split). Perlakuan yang diberikan yaitu tanpa penambahan jus lidah buaya, penambahan jus lidah buaya 16 ml, 32 ml, 48 ml dalam 100 ml minyak jelantah dan perlakuan penggorengan yaitu penggorengan ke-1, ke-2, ke-3, ke-4 dan ke-5. Analisa data jumlah asam lemak tak jenuh (trans) menggunakan split plot annova, didapatkan frekuensi penggorengan dan penambahan jus lidah buaya berpengaruh secara signifikan yaitu p-value 0.000 (α<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah frekuensi penggorengan dan penambahan jus lidah buaya mempengaruhi jumlah asam lemak tak jenuh (trans). Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk menggunakan penambahan volume jus lidah buaya yang semakin besar untuk mengetahui penurunan yang lebih optimal terhadap jumlah asam lemak tak jenuh (trans).