Analisis Finansial Pada Usaha Tanaman Apel Manalagi (Malus Sylvestris Mill) Menggunakan Irigasi Tetes (Trickle Irrigation) di Desa Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu

Main Author: Cisantra, Anggit
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/11172/
Daftar Isi:
  • Apel dikenal sebagai raja buah-buahan. Tahun 2010-2014 nilai ekspor buah meningkat, namun tidak sebesar nilai impornya. Buah apel salah satu yang memiliki ketergantungan terhadap impor. Umumnya petani Apel Manalagi belum mengoptimalkan teknologi dan sumber daya serta kurangnya pengelolaan aspek finansial. Analisis Finansial dalam meninjau penggunaan trickle irrigation dibanding konvensional secara jangka pendek yang mencakup modal, biaya, penerimaan, R/C Ratio, keuntungan, rentabilitas, dan Break Event Point (BEP), serta jangka panjang dengan Net Present Value (NPV), Internal of return (IRR), Net B/C Ratio, dan Payback Period (PP) dapat menjadi pertimbangan petani. Hasil penelitian menunjukkan secara konvensional maupun trickle irrigation secara finansial dikatakan layak. Analisis jangka pendek pada metode konvensional didapati biaya tetap senilai Rp 8,328,900,-, biaya variable senilai Rp 4,421,000,-, Modal kerja senilai Rp 12,749,900,-, Modal usaha senilai Rp 17,036,900, Total Cost sebesar Rp 12,749,900,-, besar penerimaan senilai Rp 13,763,200, R/C Ratio pada 1.07, Keuntungan sebesar Rp 1,013,300,-, Rentabilitas sebesar 7,95%, nilai BEP sebesar Rp 12,270,377,- dan BEP unit produksi sebesar 1533.79 kg. Analisis jangka pendek pada penggunaan trickle irrigation didapati biaya tetap senilai Rp 3,663,900,-, biaya variable senilai Rp 4,421,000,-, Modal kerja senilai Rp 8,084,900,-, Modal usaha senilai Rp 29,646,900, Total Cost sebesar Rp 8,084,900,-, penerimaan senilai Rp 26,702,400, R/C Ratio 3.30, Keuntungan senilai Rp 18,617,500,-, Rentabilitas sebesar 230.27%, nilai BEP sebesar Rp 4,390,879,- dan BEP unit produksi sebesar 548.85 kg. Dari analisis jangka panjang didapati Nilai NPV secara konvensional yakni Rp 628,376,- dan dengan trickle irrigation senilai Rp 80,755,612,-. B/C ratio secara konvensional sebesar 1.14 dan dengan trickle irrigation adalah 4.74. IRR secara konvensional adalah 16% dan dengan trickle irrigation adalah 86%. Payback Periode secara konvensional adalah 4,23 tahun dan dengan trickle irrigation 1,15 tahun. Hasil Analisis Sensitivitas metode konvensional menunjukkan kenaikan biaya 109%, penurunan benefit sebesar 48%, dan kenaikan biaya serta penurunan benefit bersamaan senilai 33%. Analisis Sensitivitas pada trickle irrigation menunjukkan kenaikan biaya 259%, penurunan benefit sebesar 62%, dan kenaikan biaya serta penurunan benefit bersamaan sebesar 50%.