KUALITAS KARKAS AYAM BROILER DENGAN PENAMBAHAN ENZIM FITASE DALAM RANSUM

Main Authors: Sahara , Eli, Raudhati, Erfi, Apriliansyah, Vieka Relan
Format: Proceeding PeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.unsri.ac.id/2084/1/Halaman_Judul.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/2084/2/Isi.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/2084/3/Sertifikat.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/2084/
Daftar Isi:
  • Kualitas karkas ayam broiler sangat ditentukan oleh kesimbangan nutrisi yang diserap oleh tubuh. Unggas pada umumnya miskin akan enzim fitase serta enzim pencerna serat kasar. Oleh sebab itu sangat perlu dicermati nutrisi yang dikandung dan kemungkinan ketersediaannya dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah memberikan tambahan enzim fitase dalam ransum dan pengaruhnya terhadap kualitas berkas ayam broiler. Ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 ekor menggunakan kandang cage yang sudah dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 4 ekor ayam. Ransum yang digunakan adalah ransum basal dengan energi metabolisma 3020,19 kkal/kg dan protein kasar 18,97%. Perlakuan yang digunakan adalah penggunaan enzim fitase bertingkat; PO = tanpa pemberian enzim fitase , P1 = ransum basal + enzim fitase 500 FTU/kg, P2 = ransum basal + enzim fitase 600 FTU/kg, P3 ransum basal + enzim fitase 700 FTU/kg, P4 = ransum basal + enzim fitase 800 FTU/kg, P5 = ransum basal + enzim fitase 900 FTU/kg. Parameter yang diukur adalah persentase bobot karkas, irisan karkas komersil (paha, sayap dan dada) serta meat bone ratio. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) pemberian enzim fitase terhadap parameter yang diukur, namun pemberian enzim fitase 900 FTU/kg cenderung memperlihatkan kualitas berkas tertinggi baik dari persentase bobot karkas dan terutama ditunjukan oleh nilai meat bone ratio paha paling tinggi yang mengindikasikan penimbunan daging yang lebih banyak dari pada tulang sehingga memberikan nilai manfaat yang lebih nyata.