MEMPELAJARI PENGARUH SUHU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI LARUTAN GARAM TERHADAP KANDUNGAN GARAM TELUR ASIN

Main Author: RISKANATUL UMAIYAH, 1614071010
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book Report
Terbitan: FAKULTAS PERTANIAN , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.unila.ac.id/64675/1/ABSTRAK.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64675/2/SKRIPSI%20FULL.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64675/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://digilib.unila.ac.id/64675/
Daftar Isi:
  • Di samping nilai gizinya yang tinggi, telur memiliki kekurangan yaitu mudah rusak akibat mikroba atau bakteri pembusuk yang masuk ke dalam telur sehingga telur tidak tahan lama jika disimpan tanpa diberikan perlakuaan apa-apa. Untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada telur akibat mikroba atau bakteri pembusuk pada telur, telur harus diberi perlakuan pengawetan agar telur dapat bertahan lebih lama dibandingkan pada telur yang tidak diberikan perlakuan apa-apa. Salah satu cara pengawetan telur yaitu dengan cara mengolah telur menjadi telur asin atau pengasinan pada telur. Selama ini proses pembuatan telur asin memerlukan proses waktu yang lama. Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki proses saat ini yang memerlukan waktu cukup lama. Agar dapat mengefisienkan waktu dalam pembuatan telur asin dengan cara meningkatkan suhu lingkungan dengan menggunakan konsep difusi dengan suhu tinggi untuk mempercepat garam meresap ke dalam telur. Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh suhu (10 oC, 20 oC, 30 oC dan 40 oC) dan konsentrasi larutan garam ( 10 %, 20 %, 30 % dan 40 %) terhadap kandungan garam pada telur asin. Sedangkan parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu engukuran kandungan kadar garam dan pengujian organoleptik pada pengujian rasa tingkat keasinan telur asin dan perubahan warna kuning telur asin. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi suhu larutan garam yang digunakan untuk perendaman telur, maka menghasilkan kadar garam telur asin semakin tinggi. Semakin tinggi konsentrasi larutan garam untuk perendaman telur, maka semakin tinggi kandungan garam telur asin yang dihasilkan. Penggunaan suhu perendaman pada suhu 60 oC dan 70 oC, maka akan terjadi laju difusi sudah sampai kedalam kuning telur asin. Serta telur yang direndam dalam larutan garam menghasilkan telur asin yang rata-rata sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu kadar garamnya 2 % - 3 %. Proses pembuatan telur asin secara tradisional umumnya membutuhkan waktuhingga 20 hari, namun dengan adanya penelitian ini proses pembuatan telur asin secara konvensional hanya membutuhkan waktu selama 5 hari. Sehingga dalam penelitian ini proses pembuatan telur asin lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara tradisional. Kata Kunci : Telur asin, suhu, konsentrasi larutan garam, kadar garam, perendaman. ABSTRACT In addition to the high nutritional value, eggs have the disadvantage that they are easily damaged by microbes or bacteria which enter the eggs so the eggs are not durable if they are stored without any treatment. To reduce egg damage happening due to microbes or putrefactive bacteria on eggs, eggs must be treated with preservation in order for the eggs to be more durable than eggs that are not given any treatment. One way of preserving eggs is by processing eggs into salted eggs or salting eggs. So far, the process of making salted eggs needs a long process. Nowadays this research is expected to improve the process which takes a long time to short. In order to time it will be efficient to make salted eggs by increasing the ambient temperature by using a high temperature diffusion concept to accelerate the salt to penetrate the eggs. The research aims of this study was to study the effect of temperature (10 oC, 20 oC, 30 oC and 40 oC) and the concentration of salt content (10 %, 20 %, 30 % and 40 %) on the salt content of salted eggs. While the parameters observed in this study were measuring the salt content and organoleptic testing on the taste test, the salty egg level and the change of the color of salted egg yolk. The results showed that the higher the immersion temperature used for soaking the eggs, the higher the salt content of the salted eggs. The higher concentration of the salt for soaking the eggs, so the higher the salt content on the salted eggs produced. The use of immersion temperature on temperature of 60oC and 70oCso the diffusion rate has reached the salted egg yolk. Also, soaked eggs in immersion salt content produce salted eggs which on the average requires on the Indonesian National Standard on the salt content are 2 % - 3 %. The traditional process to make salted eggs generally takes up to 20 days, but with this research, the conventional process to make salted eggs only takes 5 days. So in this study the process to make salted eggs is more effective and efficient than the traditional method. Keywords: Salted eggs, temperature, salt concentration, salinity, soaking.