Citra Perempuan dalam Iklan Teh (Analisis Semiotika Pada Iklan Keluarga Sariwangi Versi "Sari Melati" dan Versi "Sambut yang Pulang dengan Kehangatan")
Main Author: | Zaprikasari, Prasetyani Ayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/37042/1/jiptummpp-gdl-prasetyani-50805-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/37042/2/jiptummpp-gdl-prasetyani-50805-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/37042/3/jiptummpp-gdl-prasetyani-50805-3-babii.pdf http://eprints.umm.ac.id/37042/4/jiptummpp-gdl-prasetyani-50805-4-babiii.pdf http://eprints.umm.ac.id/37042/ |
Daftar Isi:
- Budaya konsumtif yang masih bernaung dalam kehidupan masyarakat menjadi sasaran empuk dan akibat dari adanya kapitalistik yang berkuasa. Iklan menjadi sarana untuk meraup keuntungan dan membuat stereotip bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari - hari, terutama dalam permasalahan gender. Perempuan menjadi target utama yang bisa dijadikan sebagai alat / obyek isu ini, karena banyaknya pemikiran yang memandang perempuan dari segi fisik dan lemahnya perempuan dalam kehidupan sosial, ditambah dengan keberadaanya jika sudah berada dalam keluarga. Sariwangi, sebagai salah satu produk minuman yang menonjolkan produknya dapat mengakrabkan keluarga, senantiasa menggambarkan lingkup keluarga kecil untuk memasarkan produknya dalam sebuah iklan. Dari tahun ke tahun selalu ada versi yang berbeda dari iklan yang ditampilkan, namun selalu mengutamakan adanya sosok perempuan di dalamnya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana citra perempuan yang digambarkan dalam iklan Sariwangi, apakah memiliki satu pemikiran mengenai penggambarannya mengenai perempuan, ataukah justru ada pembaharuan mengenai citra perempuan yang ditampilkan. Pengemasan produk dalam iklan di televisi tidak hanya mengandalkan media yang berupa audio, tetapi juga visual. Pesan yang terselip di dalamnya pun bisa ditangkap melalui pesannya yang bersifat verbal, non verbal, dan paralinguistik. Pesan yang ditampilkan tanpa sadar dapat membentuk stereotip pada masyarakat, salah satunya dalam persoalan gender yang menjadi permasalahan, diantaranya disebabkan adanya ketidakadilan dari segi marginalisasi, subordinasi, stereotipe, violence hingga beban kerja. Ketidakadilan ini juga erat kaitannya dengan budaya patriarki, di mana posisi pria yang lebih tinggi dibandingkan perempuan, terutama di Indonesia yang masih menganut budaya ini. Turut serta membangun pencitraan perempuan yang tergambarkan dalam media. Citra pilar, pinggan, pigura, pergaulan merupakan citra perempuan yang seringkali digambarkan, serta adanya mitos - mitos yang berlaku dalam masyarakat. Menggunakan analisis semiotik Roland Barthes, peneliti membongkar tanda - tanda yang digunakan dalam dua versi iklan Sariwangi dan menelisik penanda dan petanda apa yang ditampilkan, lalu menghubungkannya dengan konsep konotasi dan mitos mengenai perempuan dalam masyarakat dan juga seperti apa penggambarannya dalam iklan Sariwangi ini. Hasil penelitian dari dua versi iklan Sariwangi, adanya persaingan dari mitos mengenai perempuan mengenai perannya dalam hal domestik, timbul rasa ingin dihargai lebih dalam hal penguasaan pengurus rumah tangga. Bukan menjadi hanya lingkup wilayah biasa, tapi menjadi salah satu pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan menimbulkan persaingan. Selain itu, peran sebagai seorang ibu tidak hanya menjadi seorang yang melulu soal dapur tetapi juga menjadi pendukung dari munculnya kreativitas anak. Ibu menjadi penyokong dalam keluarga, posisi dalam keluarga, jika dianalogikan dengan pesawat adalah sebagai bahan bakar sekaligus mesin dari pesawat tersebut, merupakan komponen penting dan utama dalam keluarga. Namun, dalam kesamaan antara versi "Sari Melati" dengan "Sambut yang Pulang dengan Kehangatan", yakni perempuan yang masih belum bisa bergerak ke ranah yang lebih luas. Belum bisa keluar dari rumah, tetapi menjadi unggul walaupun hanya sekedar dalam lingkup keluarganya. Sariwangi selalu menggambarkan perempuan dengan kekhasannya dalam berbusana sederhana namun tetap menarik untuk dipandang, selain itu dengan kemampuannya yang masih belum keluar dari ranah domestik, namun justru menjadikan lingkupnya sebagai kekuatan untuk dirinya dan keluarga.