PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI PUPUK SUPER DOLOMITE (Studi Kasus: PT. Polowijo Gosari)
Main Author: | FITHIRIYAH, ZAMROTUL |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29486/1/jiptummb--zamrotulfi-27802-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/29486/2/jiptummb--zamrotulfi-27802-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/29486/ |
Daftar Isi:
- PT. Polowijo Gosari bergerak dibidang industri pupuk. Pada kondisi proses produksi saat ini diperusahaan terindikasi terjadi Waste. Hal ini dapat dilihat dari adanya inventory yang berlebih yang banyak terjadi penumpukan di gudang material sampai bahan baku mengalami kerusakan yang tidak menambah value added. Diperlukan suatu pendekatan lean manufacturing agar mengetahui berbagai aktifitas yang meningkatkan nilai tambah (value added) serta pemborosan (waste) apa saja yang sering terjadi dan bisa memperpendek proses produksi. Dengan strategi lean, perusahaan diharapkan mengetahui value stream disepanjang proses produksi pupuk super dolomite dan faktor – faktor penyebab terjadinya waste. Untuk mengetahui value stream dalam proses produksi digambarkan dalam Big Picture Mapping. Pemborosan diidentifikasikan dengan seven waste, kemudian dilakukan pemetaan secara detail dengan Value Stream Analysis Tools (VALSAT) dan dianalisa akar penyebabnya dengan falure mode and effect analysis (FMEA). Berdasarkan pengolahan data didapatkan 4 skor rata-rata tertinggi yaitu Unnecessary Inventory (29,87%), Over Production (17,79%), Defect (15,27%) dan Waiting (10,69%). Didapatkan detail mapping tools yang dominan adalah Supply Chain Response Matrix (57,34) dan Demand amplification mapping (45,84). Dari hasil FMEA diketahui nilai RPN tertinggi adalah 105 yaitu perusahaan memperkirakan kebutuhan bahan baku pada saat cuaca ekstrem dan memiliki cadangan bahan baku yang lebih banyak, dan menghitung kapasitas gudang agar tidak terjadi kerusakan pada bahan baku karena disimpan digudang terbuka. Sehingga untuk mengurangi pemborosan tersebut disarankan agar perusahaan menghitung jumlah persediaan agar tidak terjadi overload bahan baku, jadi jumlah persedian yang harus dilakukan adalah sebesar 16% yaitu sebesar 8272 ton/bulan agar tidak terjadi overload bahan baku di gudang.