PENGARUH KOMBINASI ZAT PENGATUR TUMBUH BAP DAN NAA TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) SECARA IN VITRO
Main Author: | SANTOKO, AGUS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/24254/ |
Daftar Isi:
- Ketersediaan benih kentang bermutu di Indonesia hanya mencapai 7,4 % dari kebutuhan 140.000 ton/tahun (termasuk import) (Deptan, 2012). Upaya untuk memperbaiki kualitas dan memenuhi kebutuhan benih kentang agar dapat meningkatkan produksi kentang di Indonesia, salah satu cara adalah melalui perbanyakan kultur jaringan. Hasil kultur jaringan akan lebih baik apabila ke dalam media tersebut ditambahkan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh), ada dua golongan ZPT yang penting untuk pertumbuhan tanaman, yaitu sitokinin (BAP) dan auksin (NAA). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kombinasi zat pengatur tumbuh BAP dan NAA terhadap multiplikasi tunas tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Universitas Muham madiyah Malang, pada bulan Februari sampai April 2014. Perlakuannya adalah kombinasi ZPT dengan konsentrasi BAP (0 ppm, 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm) dan konsentrasi NAA(1 ppm, 2 ppm, 3 ppm), sehingga didapatkan 12 kombinasi ZPT BAP dan NAA. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana, yang diulang sebanyak 3 kali.Variabel pengamatan persentase plantlet hidup, jumlah akar, jumlah tunas, jumlah ruas, jumlah daun, dan ketegaran plantlet. Plantlet yang digunakan sebagai eksplan berumur 6 MSI, disubkultur pada media MS dengan penambahan ZPT sesuai perlakuan. Hasil penelitian kombinasi perlakuan ZPT BAP dan NAA berpengaruh nyata terhadap persentase plantlet kentang hidup, jumlah akar, jumlah ruas dan potensi multiplikasi tunas. Hasil Pesentase plantlet kentang hidup per-eksplan (100%) pada semua perlakuan kecuali, pada perlakuan 1 ppm BAP + 2 ppm NAA, perlakuan 5 ppm BAP + 3 ppm NAA, dan perlakuan 5 ppm BAP + 3 ppm NAA. Jumlah akar tertinggi (13,67) terbentuk pada kombinasi perlakuan 10 ppm BAP + 3 ppm NAA. Jumlah ruas tertinggi (9,00) dan multiplikasi tunas (729 plantlet) terbentuk pada kombinasi perlakuan 1 ppm BAP + 1 ppm NAA.