Kajian sikap konsumen terhadap produk white coffee di kota bogor
Main Author: | Nuryani, Sri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.sb.ipb.ac.id/2147/1/R48-01-Nuryani-Cover.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2147/2/R48-02-Nuryani-Ringkasan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2147/3/R48-03-Nuryani-Summary.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2147/4/R48-04-Nuryani-Daftarisi.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2147/5/R48-05-Nuryani-Pendahuluan.pdf http://repository.sb.ipb.ac.id/2147/ http://elibrary.mb.ipb.ac.id |
Daftar Isi:
- Kopi merupakan minuman paling digemari di kalangan masyarakat, namun dalam hal ini kopi memiliki efek negatif dimana kopi mengandung asam organik dan kafein yang tinggi. Kandungan kafein yang tinggi tersebut dapat mengganggu tingkat asam lambung seseorang. Keadaan tersebut telah mendorong produsen kopi instant untuk melakukan inovasi. Salah satunya melalui varian white coffee yang memiliki kandungan low acid. Tujuan penelitian: (1) menganalisis karakteristik konsumen white coffee; (2) menganalisis proses keputusan pembelian konsumen; (3) menanalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen untuk terus membeli white coffee; (4) menyusun masukan strategi pemasaran sebagai implikasi dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teori TPB (Theory of Plan Behaviour). Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Bogor pada bulan Maret-Mei 2014. Penelitian dilakukan dengan pendekatan survei melalui penyebaran kuesioner pada 144 responden. Teknik penarikan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan menggunakan teknik convenience sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis SEM (Structural Equation Modelling). Berdasarkan hasil penelitian persentase responden terbesar berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki (62%) dengan kelompok usia produktif 20-30 tahun (70%), berdasarkan tingkat pendidikan saat ini, persentase responden adalah responden dengan tingkat pendidikan terakhir perguruan tinggi (S1) (49%). Berdasarkan tingkat pendapatan rata-rata per bulan, persentase responden terbanyak adalah pada kelompok pendapatan antara Rp 2 000 000 – Rp 3 000 000 per bulan. Analisis perilaku konsumen white coffee berdasarkan proses keputusan pembelian pada tahap awal pengenalan kebutuhan, pengetahuan awal konsumen tentang produk white coffee adalah produk kopi instan dengan kandungan low acid (56.2%). Alasan responden mengkonsumsi white coffee karena rasa yang enak (56%). Pada tahap pencarian informasi responden paling banyak mengetahui informasi produk melalui iklan televisi. Pada tahap evaluasi alternatif merek white coffee yang paling diingat oleh responden adalah merek luwak white koffie (71.5%). Pada tahap keputusan pembelian, merek yang paling sering dibeli oleh responden adalah merek luwak white koffie (85.4%). Pada tahap keputusan pembelian sebanyak (50%) responden memutuskan pembelian berdasarkan faktor situasi. Pada tahap perilaku setelah pembelian sebanyak (63%) responden menyatakan puas setelah mengkonsumsi white coffee. Berdasarkan hasil analisis Structural Equation Modelling (SEM) menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku membeli white coffee yang diukur melalui keyakinan perilaku dan evaluasi konsekuensi mempengaruhi minat sebesar 0.43 dan norma subjektif perilaku pembelian white coffee yang diukur melalui keyakinan normatif dan motivasi mematuhi memberikan kontribusi terhadap minat sebesar 0.25 dan kontrol perilaku yang diukur oleh keyakinan perilaku dan faktor kontrol tidak dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukan minat. Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi yang dapat dilakukan oleh setiap produsen white coffee diantaranya, bagi merek white coffee yang menjadi merek yang paling diingat adalah dengan mempertahankan promosi melalui iklan televisi. Sedangkan bagi merek white coffee lainnya agar meningkatkan frekuensi iklan di televisi guna meningkatkan awareness konsumen. Memperbaiki aroma pekat kopi pada urin agar dapat dihilangkan. Memperluas segmen pasar dengan cara membidik calon konsumen baru dari segmen bukan peminum kopi.