ctrlnum 9922
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/</relation><title>Studi Komparatif Pemikiran Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali tentang Hak Ayah Mengambil Sebagian Mahar</title><creator>Ramdani, Moh.</creator><subject>2x2.34 Hadist mengenai syari&#x2019;at, termasuk hadist hukum</subject><description>Mahar menurut Hukum Islam ialah sebutan untuk harta yang di bebankan kepada laki-laki dengan sebab pernikahan. Adapun mahar menurut Hukum Fiqih adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada mempelai wanita baik berupa barang, uang, atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.&#xD; Perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi&#x2019;i? 2. Bagaimana hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Hanbali? 3. Bagaimana analisis perbandingan persamaan dan perbedaan hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi&#x2019;i dan mazhab Hanbali?&#xD; Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Mengetahui hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi&#x2019;i. 2. Mengetahui hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Hanbali. 3. Mengetahui persamaan dan perbedaan hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi&#x2019;i dan mazhab Hanbali.&#xD; Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum komparatif dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui studi pustaka. Data yang telah dikumpulkan tersebut diolah dengan cara pemeriksaan data, dan selanjutnya di analisis secara kualitatif.&#xD; Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mendapatkan kesimpulan yaitu: Ulama Syafi&#x2018;i tidak membolehkan seorang ayah mengambil sebagian mahar terhadap calon mempelai perempuan, sehingga hal tersebut berimbas pada status mahar yang manjadi fasid ketika seorang ayah mengambil sebagian mahar tersebut, namun terhadap pernikahnnya tetap dihukumi sah. Dan ulama Hanbali memandang bahwa ketika seorang ayah mengambil sebgaian mahar dari calon mempelai pria tidak menimbulkan akibat hukum yang signifikan. Perihal pernikahan dan status maharnya, keduanya pada posisi yang sama yakni tetap sah dan tidak di implikasi hukum seperti yang terdapat dalam pemikiran Syafi&#x2018;i diatas.</description><date>2022-10-05</date><type>Thesis:Bachelors</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/1/S_HKI_171110129_Cover.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/2/S_HKI_171110129_Lampiran%20Depan.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/3/S_HKI_171110129_Bab%20I.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/4/S_HKI_171110129_Bab%20II.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/5/S_HKI_171110129_Bab%20III.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/6/S_HKI_171110129_Bab%20IV.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/7/S_HKI_171110129_Bab%20V.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.uinbanten.ac.id/9922/8/S_HKI_171110129_Daftar%20Pustaka.pdf</identifier><identifier> Ramdani, Moh. (2022) Studi Komparatif Pemikiran Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali tentang Hak Ayah Mengambil Sebagian Mahar. Diploma atau S1 thesis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. </identifier><relation>http://repository.uinbanten.ac.id</relation><recordID>9922</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Bachelors
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Ramdani, Moh.
title Studi Komparatif Pemikiran Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali tentang Hak Ayah Mengambil Sebagian Mahar
publishDate 2022
topic 2x2.34 Hadist mengenai syari’at
termasuk hadist hukum
url http://repository.uinbanten.ac.id/9922/1/S_HKI_171110129_Cover.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/2/S_HKI_171110129_Lampiran%20Depan.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/3/S_HKI_171110129_Bab%20I.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/4/S_HKI_171110129_Bab%20II.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/5/S_HKI_171110129_Bab%20III.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/6/S_HKI_171110129_Bab%20IV.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/7/S_HKI_171110129_Bab%20V.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/8/S_HKI_171110129_Daftar%20Pustaka.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/9922/
http://repository.uinbanten.ac.id
contents Mahar menurut Hukum Islam ialah sebutan untuk harta yang di bebankan kepada laki-laki dengan sebab pernikahan. Adapun mahar menurut Hukum Fiqih adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada mempelai wanita baik berupa barang, uang, atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi’i? 2. Bagaimana hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Hanbali? 3. Bagaimana analisis perbandingan persamaan dan perbedaan hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi’i dan mazhab Hanbali? Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Mengetahui hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi’i. 2. Mengetahui hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Hanbali. 3. Mengetahui persamaan dan perbedaan hukum Ayah mengambil sebagian mahar menurut mazhab Syafi’i dan mazhab Hanbali. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum komparatif dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui studi pustaka. Data yang telah dikumpulkan tersebut diolah dengan cara pemeriksaan data, dan selanjutnya di analisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mendapatkan kesimpulan yaitu: Ulama Syafi‘i tidak membolehkan seorang ayah mengambil sebagian mahar terhadap calon mempelai perempuan, sehingga hal tersebut berimbas pada status mahar yang manjadi fasid ketika seorang ayah mengambil sebagian mahar tersebut, namun terhadap pernikahnnya tetap dihukumi sah. Dan ulama Hanbali memandang bahwa ketika seorang ayah mengambil sebgaian mahar dari calon mempelai pria tidak menimbulkan akibat hukum yang signifikan. Perihal pernikahan dan status maharnya, keduanya pada posisi yang sama yakni tetap sah dan tidak di implikasi hukum seperti yang terdapat dalam pemikiran Syafi‘i diatas.
id IOS3645.9922
institution IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
institution_id 609
institution_type library:university
library
library Perpustakaan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
library_id 672
collection Repository UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
repository_id 3645
subject_area Islamic Religious Education/Pendidikan Agama Islam, Sekolah Islam
Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam
Islamic History/Sejarah Islam
Tafsir Al-Qur'an
city SERANG
province BANTEN
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS3645
first_indexed 2023-04-14T02:30:50Z
last_indexed 2023-04-14T02:30:50Z
recordtype dc
_version_ 1765163669632581632
score 17.538404