Daftar Isi:
  • Pengalengan rajungan merupakan salah satu proses pengawetan daging rajungan dengan sterilisasi. Tahapan proses pengalengan tersebut menghasilkan produk daging rajungan kualitas kedua (second grade) yang ditolak atau di reject. Jumlah rata-rata daging reject (second grade) yang diperoleh dari proses pengalengan rajungan setiap harinya sekitar 16,67%. Salah satu pengembangan daging rajungan second grade adalah dengan diolah menjadi bakso. Konsumsi bakso di Indonesia sendiri dari tahun 2011-2015 rata-rata konsumsi perkapita mencapai 14,45 % (Statisitik Konsumsi Pangan, 2015). Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan daging second grade pengalengan rajungan terhadap karakteristik fisik, kimia, dan sensori bakso rajungan. Perlakuan yang digunakan yaitu perbedaan konsentrasi daging second grade yang diberikan, yaitu P1(penambahan daging 45%), P2 (penambahan daging 55%), dan P3 (penambahan daging 65%) masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali. Parameter dalam penelitian adalah dengan uji fisik WHC (Water Holding Capacity), uji kimia (kadar abu, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat), dan uji sensori (kenampakan, bau, rasa dan tekstur) serta perhitungan rendemen. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program Statistical Product Services Solution (SPSS) dengan Uji One Way Annova dan jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan. Sedangkan untuk hasil pengujian sensori dan perhitungan rendemen di analisis dengan menggunakan spider chart Microsocft excel.