Daftar Isi:
  • Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi pelajaran IPA yang baik adalah pelajaran yang mampu mengembangkan semangat dan kemampuan belajar, yang selama ini dilakukan di kelas V MI Ma’hadul Ulum Mutih Wetan Demak yang melakukan proses pelajaran IPA dengan lebih banyak menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa hanya mampu menghafal materi tanpa mengetahui maksud dari materi tersebut, selain itu siswa kurang antusias dengan pelajaran yang dilakukan dengan banyak yang mengantuk dan berbicara sendiri dengan temannya. Siswa hanya mendengar penjelasan guru dan menjawab pertanyaan dari guru, Guru IPA perlu mencoba menerapkan metode eksperimen. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimana penerapan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi fotosintesis di kelas V MI Ma’hadul Ulum Mutih Wetan Demak Tahun Pelajaran 2014 / 2015? 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA materi fotosintesis menggunakan metode eksperimen di kelas V MI Ma’hadul Ulum Mutih Wetan Demak Tahun Pelajaran 2014 / 2015? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi fotosintesis di kelas V MI Ma’hadul Ulum Mutih Wetan Demak Tahun Pelajaran 2014 / 2015 dilakukan dengan guru melakukan eksperimen di depan kelas dan siswa memperhatikan, kemudian siswa secara kelompok melakukan eksperimen dengan bimbingan guru. Hasil dari eksperimen tiap kelompok kemudian dipresentasikan di depan kelas. Kelompok lain mengomentari hasil kerja kelompok yang presentasi. 2) Terjadi peningkatan hasil belajar IPA materi fotosintesis menggunakan metode eksperimen di kelas V MI Ma’hadul Ulum Mutih Wetan Demak Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar per siklus dimana nilai ulangan harian ketuntasan belajar siswa pada pra siklus sebanyak 8 siswa (47%), mengalami kenaikan pada siklus I sebanyak 11 siswa (65%), dan pada siklus II sebanyak 15 siswa (88%). Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa indikator ketuntasan yang ditentukan yaitu ketuntasan di atas 85%. Sedangkan proses keaktifan siswa juga mengalami kenaikan yaitu dimana siklus I sebanyak 10 siswa atau 59%, dan pada siklus II sebanyak 15 siswa atau 88%