Memahami konsep manusia unggul versi Friedrich Nietzsche dan Muhammad Iqbal

Main Author: Safii, Safii
Format: Book PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: SeAP (Southeast Asian Publishing) , 2020
Subjects:
Online Access: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19664/1/Safii%20-%20Memahami%20Konsep%20Manusia%20Unggul%20-%20SeAP%202020.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19664/
ctrlnum 19664
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19664/</relation><title>Memahami konsep manusia unggul versi Friedrich Nietzsche dan Muhammad Iqbal</title><creator>Safii, Safii</creator><subject>128 Humankind</subject><description>Bagi Iqbal manusia adalah merupakan makhluk Tuhan yang diciptakan dalam dua dimensi, yaitu dimensi eksternal (fisik) dan internal (spiritual). Oleh sebab itu, diperlukan keseimbangan (moderasi) di antara keduanya untuk menumbuhkembangkan kekuatan yang secara potensial sudah berada di dalamnya.&#xD; Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, semua manusia pada dasarnya adalah sama (equal). Adapun yang membedakan di dalam perkembangan selanjutnya yang dilegitimasi Islam adalah gradasi ketaqwaannya (obidience). Dan, untuk itu diperlukan berbagai instrumen, seperti: cinta, faqr, keberanian, toleransi, kasbi halal dan kreatifitas. &#xD; Sebagai konsekuensi dari tujuan Iqbal untuk menciptakan tipe manusia unggul yang diidealkannya, maka tujuan hidup manusia di dunia ini adalah beramal yang sebaik-baiknya (ahsan al-&#x2018;amal) serta dipenuhinya berbagai prasyarat seperti: taat kepada hukum, menguasai diri sendiri dan kekhalifahan ilahi&#xD; Bagi Nietzsche manusia bukan makhluk yang bersumber dari supernatural. Oleh sebab itu, yang penting dalam diri manusia adalah badannya dan bukan jiwanya. Sehingga kekuatan fisik sangat dibutuhkan bagi dirinya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.&#xD; Berdasarkan kekuatannya, individu manusia terklasifikasi ke dalam dua kelompok, yaitu yang bermoral budak (herden moral) dan moral tuan (herren moral).&#xD; Sebagai konsekuensi dari keinginan Nietzsche untuk menciptakan tipe manusia unggul, maka tujuan hidup manusia itu tiada lain adalah untuk berkuasa. Di samping itu, harus memenuhi berbagai prasyarat, seperti: mengubah sistem nilai atas kemampuan sendiri dan mengenal diri sendiri.&#xD; Kedua tokoh tersebut di samping memiliki persamaan konsep tentu saja di dalamnya juga terdapat perbedaan. Persamaannya terletak dalam masalah dualitas manusia, etos kerja, faham dinamika, kekuatan, keberanian, teori evolusinya, tujuannya, untuk menciptakan tipe manusia unggul, dan kemampuan pribadi. Adapun perbedaannya adalah sumber kejadian manusia, klasifikasi manusia, kriteria nilai, cinta, faqr, toleransi, kasb-i halal (usaha yang halal), taat kepada hukum, kekhalifahan ilahi dan definisi manusia unggul.</description><publisher>SeAP (Southeast Asian Publishing)</publisher><date>2020-09</date><type>Book:Book</type><type>PeerReview:PeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>ind</language><rights>cc_by_nc_nd_4</rights><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19664/1/Safii%20-%20Memahami%20Konsep%20Manusia%20Unggul%20-%20SeAP%202020.pdf</identifier><identifier> Safii, Safii (2020) Memahami konsep manusia unggul versi Friedrich Nietzsche dan Muhammad Iqbal. SeAP (Southeast Asian Publishing), Semarang. ISBN 978-623-91981-2-1 </identifier><recordID>19664</recordID></dc>
language ind
format Book:Book
Book
PeerReview:PeerReviewed
PeerReview
author Safii, Safii
title Memahami konsep manusia unggul versi Friedrich Nietzsche dan Muhammad Iqbal
publisher SeAP (Southeast Asian Publishing)
publishDate 2020
isbn 9786239198121
topic 128 Humankind
url https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19664/1/Safii%20-%20Memahami%20Konsep%20Manusia%20Unggul%20-%20SeAP%202020.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19664/
contents Bagi Iqbal manusia adalah merupakan makhluk Tuhan yang diciptakan dalam dua dimensi, yaitu dimensi eksternal (fisik) dan internal (spiritual). Oleh sebab itu, diperlukan keseimbangan (moderasi) di antara keduanya untuk menumbuhkembangkan kekuatan yang secara potensial sudah berada di dalamnya. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, semua manusia pada dasarnya adalah sama (equal). Adapun yang membedakan di dalam perkembangan selanjutnya yang dilegitimasi Islam adalah gradasi ketaqwaannya (obidience). Dan, untuk itu diperlukan berbagai instrumen, seperti: cinta, faqr, keberanian, toleransi, kasbi halal dan kreatifitas. Sebagai konsekuensi dari tujuan Iqbal untuk menciptakan tipe manusia unggul yang diidealkannya, maka tujuan hidup manusia di dunia ini adalah beramal yang sebaik-baiknya (ahsan al-‘amal) serta dipenuhinya berbagai prasyarat seperti: taat kepada hukum, menguasai diri sendiri dan kekhalifahan ilahi Bagi Nietzsche manusia bukan makhluk yang bersumber dari supernatural. Oleh sebab itu, yang penting dalam diri manusia adalah badannya dan bukan jiwanya. Sehingga kekuatan fisik sangat dibutuhkan bagi dirinya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Berdasarkan kekuatannya, individu manusia terklasifikasi ke dalam dua kelompok, yaitu yang bermoral budak (herden moral) dan moral tuan (herren moral). Sebagai konsekuensi dari keinginan Nietzsche untuk menciptakan tipe manusia unggul, maka tujuan hidup manusia itu tiada lain adalah untuk berkuasa. Di samping itu, harus memenuhi berbagai prasyarat, seperti: mengubah sistem nilai atas kemampuan sendiri dan mengenal diri sendiri. Kedua tokoh tersebut di samping memiliki persamaan konsep tentu saja di dalamnya juga terdapat perbedaan. Persamaannya terletak dalam masalah dualitas manusia, etos kerja, faham dinamika, kekuatan, keberanian, teori evolusinya, tujuannya, untuk menciptakan tipe manusia unggul, dan kemampuan pribadi. Adapun perbedaannya adalah sumber kejadian manusia, klasifikasi manusia, kriteria nilai, cinta, faqr, toleransi, kasb-i halal (usaha yang halal), taat kepada hukum, kekhalifahan ilahi dan definisi manusia unggul.
id IOS2754.19664
institution Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 53
institution_type library:university
library
library Perpustakaan UIN Walisongo Semarang
library_id 93
collection Walisongo Repository
repository_id 2754
subject_area Systems, Value, Scientific Principles/Sistem-sistem dalam Agama, Nilai-nilai dalam Agama,
Islam/Agama Islam
Philosophy and Theory of Social Science/Filsafat dan Teori Ilmu-ilmu Sosial
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2754
first_indexed 2023-04-13T08:41:50Z
last_indexed 2023-04-28T09:30:09Z
recordtype dc
_version_ 1765821691829682176
score 17.538404