ctrlnum 1520
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/</relation><title>Penafsiran Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at-Thab&#x101;thab&#x101;&#x2019;&#x12B; terhadap Ayat-Ayat tentang Wanita Karier dan Relevansinya dengan Konteks Masa Kini (Studi Komparatif antara Tafs&#x12B;r f&#x12B; Dzil&#x101;lil Qur&#x2019;&#x101;n dan Tafs&#x12B;r al-M&#x12B;z&#x101;n)</title><creator>Muallamah, Niswatun</creator><subject>297.1228 Nonreligious subjects treated in the Al-Quran</subject><description>Perbedaan pandangan dalam menafsirkan beberapa ayat al-&#xD; Qur&#x2019;an yang berkaitan dengan wanita, salah satunya adalah tentang&#xD; wanita karier. Ayat-ayat yang diambil yang berkaitan dengan wanita&#xD; karier adalah QS. al-Ahzab (33): 33, QS. al-Taubah (09): 71, dan QS.&#xD; al-Nahl (16): 97. Masyarakat Islam memahami ayat yang berhubungan&#xD; dengan pria dan wanita secara timpang dan lebih mengunggulkan pria&#xD; dibanding wanita. Islam datang mengangkat harkat wanita setara&#xD; dengan kaum pria dalam hakekat kemanusiaannya dan mendapatkan&#xD; hak-hak yang wajar sebagaimana kaum pria. Seiring dengan&#xD; berubahnya cara pandang masyarakat terhadap peran dan posisi kaum&#xD; wanita di tengah masyarakat, maka saat ini sebagaimana kaum pria&#xD; banyak kaum wanita yang berkarier, baik di bidang sosial, politik,&#xD; pemerintahan dan kemiliteran. Namun sulitnya pengakuan sosial&#xD; terhadap keterlibatan wanita di dunia publik. Misalnya Sayyid Quthb&#xD; dan Muhammad Husain at-Thab&#x101;thab&#x101;&#x2019;&#x12A;, dua generasi mufassir&#xD; tersebut memberikan penafsiran yang berbeda, hal ini disebabkan&#xD; karena keduanya berbeda corak. Berdasarkan uraian di atas, maka&#xD; penelitian ini memfokuskan pada dua persoalan, yaitu: 1) Bagaimana&#xD; penafsiran Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at-Thab&#x101;thab&#x101;&#x2019;&#x12A;&#xD; terhadap ayat-ayat yang berbicara tentang wanita karier dalam tafsir F&#x12B;&#xD; Dzil&#x101;lil Qur&#x2019;&#x101;n dan al-M&#x12B;z&#x101;n. 2) Bagaimana persamaan dan&#xD; perbedaan penafsiran dari Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at-&#xD; Thab&#x101;thab&#x101;&#x2019;&#x12A;?&#xD; Penelitian ini merupakan kajian pustaka. Data dalam&#xD; penelitian ini diperoleh dari tafsir F&#x12B; Dzil&#x101;lil Qur&#x2019;&#x101;n dan al-M&#x12B;z&#x101;n.&#xD; Dan beberapa buku yang berbicara tentang wanita. Metode penelitian&#xD; yaang digunakan adalah analitis deskriptif. Setelah sumber terkumpul,&#xD; dibaca, dipelajari, dipahami, lalu dianalisis secara deskriptif analitik&#xD; komparatif melalui proses pemikiran induktif.&#xD; Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam penafsiran ayatayat&#xD; di atas menurut Sayyid Quthb: Wanita tidak harus tinggal dan&#xD; menetap selamanya di rumah sehingga tidak keluar sama sekali&#xD; mereka juga dibolehkan terjun ke masyarakat atau berkarier dan ini&#xD; ditujukan untuk semua wanita. Sedangkan menurut Muhammad&#xD; Husain at-Thab&#x101;thab&#x101;&#x2019;&#x12A;: Larangan wanita keluar rumah ditujukan&#xD; kepada istri-istri Nabi saja, tidak berlaku pada wanita pada umumnya, karena ayat sebelumnya sudah ditegaskan bahwa istri-istri Nabi tidak&#xD; sama dengan perempuan-perempuan pada umumnya, maka dari itu,&#xD; perintah-perintah dan larangan-larangan pada ayat-ayat berikutnya&#xD; khusus ditujukan kepada istri-istri Nabi saja.&#xD; </description><date>2013-12-18</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/1/084211022_Skripsi_Coverdll.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/2/084211022_Skripsi_Bab1.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/3/084211022_Skripsi_Bab2.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/4/084211022_Skripsi_Bab3.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/5/084211022_Skripsi_Bab4.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/6/084211022_Skripsi_Bab5.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/7/084211022_Skripsi_Bibliografi.pdf</identifier><identifier> Muallamah, Niswatun (2013) Penafsiran Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at-Thab&#x101;thab&#x101;&#x2019;&#x12B; terhadap Ayat-Ayat tentang Wanita Karier dan Relevansinya dengan Konteks Masa Kini (Studi Komparatif antara Tafs&#x12B;r f&#x12B; Dzil&#x101;lil Qur&#x2019;&#x101;n dan Tafs&#x12B;r al-M&#x12B;z&#x101;n). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo. </identifier><recordID>1520</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Muallamah, Niswatun
title Penafsiran Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at-Thabāthabā’ī terhadap Ayat-Ayat tentang Wanita Karier dan Relevansinya dengan Konteks Masa Kini (Studi Komparatif antara Tafsīr fī Dzilālil Qur’ān dan Tafsīr al-Mīzān)
publishDate 2013
topic 297.1228 Nonreligious subjects treated in the Al-Quran
url https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/1/084211022_Skripsi_Coverdll.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/2/084211022_Skripsi_Bab1.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/3/084211022_Skripsi_Bab2.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/4/084211022_Skripsi_Bab3.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/5/084211022_Skripsi_Bab4.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/6/084211022_Skripsi_Bab5.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/7/084211022_Skripsi_Bibliografi.pdf
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1520/
contents Perbedaan pandangan dalam menafsirkan beberapa ayat al- Qur’an yang berkaitan dengan wanita, salah satunya adalah tentang wanita karier. Ayat-ayat yang diambil yang berkaitan dengan wanita karier adalah QS. al-Ahzab (33): 33, QS. al-Taubah (09): 71, dan QS. al-Nahl (16): 97. Masyarakat Islam memahami ayat yang berhubungan dengan pria dan wanita secara timpang dan lebih mengunggulkan pria dibanding wanita. Islam datang mengangkat harkat wanita setara dengan kaum pria dalam hakekat kemanusiaannya dan mendapatkan hak-hak yang wajar sebagaimana kaum pria. Seiring dengan berubahnya cara pandang masyarakat terhadap peran dan posisi kaum wanita di tengah masyarakat, maka saat ini sebagaimana kaum pria banyak kaum wanita yang berkarier, baik di bidang sosial, politik, pemerintahan dan kemiliteran. Namun sulitnya pengakuan sosial terhadap keterlibatan wanita di dunia publik. Misalnya Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at-Thabāthabā’Ī, dua generasi mufassir tersebut memberikan penafsiran yang berbeda, hal ini disebabkan karena keduanya berbeda corak. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini memfokuskan pada dua persoalan, yaitu: 1) Bagaimana penafsiran Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at-Thabāthabā’Ī terhadap ayat-ayat yang berbicara tentang wanita karier dalam tafsir Fī Dzilālil Qur’ān dan al-Mīzān. 2) Bagaimana persamaan dan perbedaan penafsiran dari Sayyid Quthb dan Muhammad Husain at- Thabāthabā’Ī? Penelitian ini merupakan kajian pustaka. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tafsir Fī Dzilālil Qur’ān dan al-Mīzān. Dan beberapa buku yang berbicara tentang wanita. Metode penelitian yaang digunakan adalah analitis deskriptif. Setelah sumber terkumpul, dibaca, dipelajari, dipahami, lalu dianalisis secara deskriptif analitik komparatif melalui proses pemikiran induktif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam penafsiran ayatayat di atas menurut Sayyid Quthb: Wanita tidak harus tinggal dan menetap selamanya di rumah sehingga tidak keluar sama sekali mereka juga dibolehkan terjun ke masyarakat atau berkarier dan ini ditujukan untuk semua wanita. Sedangkan menurut Muhammad Husain at-Thabāthabā’Ī: Larangan wanita keluar rumah ditujukan kepada istri-istri Nabi saja, tidak berlaku pada wanita pada umumnya, karena ayat sebelumnya sudah ditegaskan bahwa istri-istri Nabi tidak sama dengan perempuan-perempuan pada umumnya, maka dari itu, perintah-perintah dan larangan-larangan pada ayat-ayat berikutnya khusus ditujukan kepada istri-istri Nabi saja.
id IOS2754.1520
institution Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
affiliation ptki.onesearch.id
institution_id 53
institution_type library:university
library
library Perpustakaan UIN Walisongo Semarang
library_id 93
collection Walisongo Repository
repository_id 2754
subject_area Systems, Value, Scientific Principles/Sistem-sistem dalam Agama, Nilai-nilai dalam Agama,
Islam/Agama Islam
Philosophy and Theory of Social Science/Filsafat dan Teori Ilmu-ilmu Sosial
city SEMARANG
province JAWA TENGAH
repoId IOS2754
first_indexed 2016-11-12T03:47:20Z
last_indexed 2022-09-12T06:32:48Z
recordtype dc
_version_ 1765821473468973056
score 17.538404