<p><font face="Arial">USULAN SISTEM PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT BERSAMA PARAHIYANGAN BANDUNG</font></p>

Main Author: LENNY M. PANGARIBUAN
Format: Bachelors
Terbitan: Universitas Telkom, S1 Teknik Industri , 2005
Subjects:
Online Access: https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/132023/-p-font-face-arial-usulan-sistem-pengendalian-dan-peningkatan-kualitas-produk-dengan-metode-six-sigma-di-pt-bersama-parahiyangan-bandung-font-p-.html
Daftar Isi:
  • <font face="Times New Roman" size="3"> <p align="left">PT Bersama Parahiyangan merupakan salah satu industri manufaktur menengah yang</p> <p align="left">memproduksi berbagai macam kompor minyak, oven, pembuka botol, dan baki (penampang).</p> <p align="left">Konsumen perusahaan ini adalah toko-toko penjual peralatan rumah tangga dan konsumen</p> <p align="left">pengguna langsung. Pihak manajemen sering mengeluhkan masih banyaknya produk-produk</p> <p align="left">yang telah dikirim ke konsumen dikembalikan lagi karena tidak sesuai dengan mutu standard</p> <p align="left">yang diharapkan, selain itu timbulnya produk cacat atau gagal dalam setiap proses produksi</p> <p align="left">yang dilakukan juga menjadi masalah yang selalu dihadapi perusahaan. Bahkan pada bulan</p> <p align="left">September 2004 jumlah cacat yang terjadi lebih dari 20 %. Produk cacat merupakan</p> <p align="left">pemborosan karena dengan munculnya produk cacat berarti ada penggunaan sumber daya yang</p> <p align="left">tidak bernilai tambah. Oleh sebab itu PT Bersama Parahiyangan perlu melakukan suatu upaya</p> <p align="left">perbaikan dan pengendalian untuk meminimasi produk cacat dengan menemukan dan</p> <p align="left">mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produknya.</p> <p align="left">Six Sigma merupakan sebuah metode peningkatan dan pengendalian kualitas yang</p> <p align="left">mengeliminasi cacat langsung ke akar penyebab masalah dan target Six Sigma adalah berusaha</p> <p align="left">mengurangi produk cacat hingga tidak ada lagi produk cacat (</p> <p align="left">dalam implementasi Six Sigma adalah </p> </font><em><font face="Times New Roman" size="3">zero defect</font><font face="Times New Roman" size="3">). Adapun tahapantahapan</font><em><font face="Times New Roman" size="3">Define, Measure, Analyze, Improve, </font><font face="Times New Roman" size="3">dan</font><em><font face="Times New Roman" size="3"> <p align="left">Contro</p> <p align="left">Pada tugas akhir ini hanya dilakukan empat tahap dari lima tahap pada Six Sigma, yaitu</p> </font><font face="Times New Roman" size="3">l (DMAIC).</font><em><font face="Times New Roman" size="3"> <p align="left">Define, Measure, Analyze, </p> <p align="left">faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk kompor jenis 1 DP 20 Sumbu dan</p> <p align="left">perlu dilakukan proses perbaikan. Selanjutnya pada tahap </p> <p align="left">performansi kualitas pada tingkat output. Setelah kondisi eksisting terukur, maka dilanjutkan</p> <p align="left">dengan tahapan selanjutnya yaitu a</p> <p align="left">sumber-sumber dan akar penyebab timbulnya masalah kualitas pada kompor 1 DP 20 sumbu</p> <p align="left">serta analisis stabilitas dan kapabilitas proses. Dan pada tahap </p> <p align="left">perbaikan proses untuk meminimasi timbulnya cacat pada produk kompor jenis 1 DP 20</p> <p align="left">sumbu.</p> <p align="left">Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan data produksi periode</p> <p align="left">Maret hingga Juli 2005, maka diketahui bahwa yang menjadi penyebab cacat potensial (</p> <p align="left">to Quality</p> <p align="left">sebelah serta diperoleh nilai DPMO dan kapabilitas sigmanya untuk proses eksisting adalah</p> <p align="left">sebagai berikut :</p> </font><font face="Times New Roman" size="3">dan </font><em><font face="Times New Roman" size="3">Improve</font><font face="Times New Roman" size="3">. Pada tahap </font><em><font face="Times New Roman" size="3">define </font><font face="Times New Roman" size="3">dilakukan identifikasi terhadap</font><em><font face="Times New Roman" size="3">measure </font><font face="Times New Roman" size="3">dilakukan pengukuran</font><em><font face="Times New Roman" size="3">nalyze </font><font face="Times New Roman" size="3">dimana pada tahap ini akan dicari dan diidentifikasi</font><em><font face="Times New Roman" size="3">improve </font><font face="Times New Roman" size="3">akan diberikan usulan</font><em><font face="Times New Roman" size="3">Critical</font><font face="Times New Roman" size="3">) adalah pengecatan tidak sempurna, bentuk kompor tidak rata, dan sumbu panjang</font><strong><font face="Times New Roman" size="3"> <p align="left">Pengukuran pada : Nilai DPMO Kapabilitas Sigma</p> </font><font face="Times New Roman" size="3"> <p align="left">Level Output 21633 3.5</p> <p align="left">Nilai sigma dan DPMO yang dihasilkan menunjukkan tingkat performansi perusahaan</p> <p align="left">dalam pengendalian kualitas prosesnya. Hasil ini masih jauh dari tujuan metode </p> <p align="left">diharapkan mampu menghasilkan 3,4 DPMO dan 6 sigma (</p> <p align="left">tersebut diperlukan adanya perbaikan yang berkelanjutan dan pengendalian kualitas produk</p> <p align="left">kompor jenis 1 DP 20 sumbu secara kontinu.</p> </font><em><font face="Times New Roman" size="3">six sigma </font><font face="Times New Roman" size="3">yang</font><em><font face="Times New Roman" size="3">zero defect)</font><font face="Times New Roman" size="3">. Sehingga dengan hasil</font></em></em></strong></em></em></em></em></em></em></em></em></em></em> Bentuk kompor tidak rata, DPMO, Sigma, Critical to Quality, 1 DP 20 sumbu.