PENGEMBANGAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT INDIGENOUS UNTUK PENCEGAHAN HIPERKOLESTEROLEMIA

Main Author: , Eni Harmayani
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM , 2001
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/92647/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=424
Daftar Isi:
  • Bakteri asam laktat (BAL) memiliki peranan penting pada kehidupan manusia, baik melalui keterlibatannya pada fermentasi makanan maupun kemampuannya tumbuh pada jalur intestin. Bakteri asam laktat banyak dikembangkan untuk probiotik yaitu kultur tunggal atau campuran dari mikrobia hidup yang diberikan kepada manusia atau hewan yang bermanfaat bagi kesehatan. Dewasa ini di berbagai negara mulai banyak dikembangkan kultur mikrobia sebagai probiotik baik sebagai produk pangan maupun sebagai suplemen dalam bentuk konsentrat atau kapsul yang dapat meningkatkan kesehatan. Negara negara tersebut secara tekun dan serius berlomba untuk mengisolasi dan mematenkan isolatnya untuk tujuan komersial. Kegiatan isolast (BAL) tidak jarang hingga ke kawasan Asia termasuk Indonesia. Dilain pihak, isolasi dan identifikasi BAL dari berbagai makanan tradisional di berbagai daerah di Indonesia telah lama dilakukan. Tetapi sejauh ini pengembangan probiotik dari isolat indigenous (diisolasi dari sumber lokal) masih sangat terbatas meskipun nilai komersial dari strain probiotik tinggi. aplikasi BAL sebagai probiotik yang mempunyai kemampuan mencegah hiperkolesterolemia merupakan salah satu alternatif pengembangan yang perlu digali mengingat tingginya kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan mempelajari kemampuan BAL indigenous sebagai probiotik yang dapat mencegah hiperkolesterolemia. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama (tahun 1) dilakukan seleksi kemampuan isolat BAL indigenous sebagai problotik berdasarkan kemampuan mengasimilasi kolesterol, mendekonjugasi garam empedu, ketahanan dan kemampuan tumbuh pada pH rendah dan garam empedu. Isolat terpilih selanjutnya dipelajari pola pertumbuhannya, kemampuannya, tumbuh pada medium alternatif dan viabilitas sel selama pembuatan kultur kering. Pada, tahap kedua (tahun II) akan dipelajari teknik produksi biomasa sel BAL terpilih yang siap digunakan, aplikasi probiotik pada produk makanan atau, suplemen serta uji coba kemampuan BAL sebagai pencegah hiperkolesterolemia pada, hewan coba. Hasil penelitian menunjukkan dari seleksi terhadap 36 isolat BAL dari berbagai sumber (16 isolat dadih, 2 isolat sosis, 11 isolat feses bayi, 2 isolat gatot, 2 isolat asinan sawi, 1 isolat growol, dan 2 isolat yogurt) mengenai kemampuan mengasimilasi kolesterol dan mendekonjugasi sebagian besar strain yang diseleksi ternyata memiliki kemampuan mengasimilasi kolesterol, tetapi tidak semua mampu mendekonjugasi garam empedu. Sembilan isolat terseleksi yang mempunyai kemampuan mengasimilasi kolesterol dan mendekonjugasi garam empedu meliputi: Laclobacillus sp. Dad 4, Streptococcus sp. Dad 11, Laclobacillus sp. Dad 13, Enterococcus sp. A I, Lactobacillus sp. S1, L. acidophilus N2, L. acidophilus D2, L. plantarum Mut 7, dan L sake Mut 13. Hasil seleksi kedua terhadap sembilan isolat terpilih, hampir semua isolat mampu tumbuh pada, media yang mengandung garam empedu sampai konsentrasi 10%. Namun hanya lima isolat yang mampu bertahan terhadap, pH rendah (pH 2,0). Selanjutnya dipilih tiga isolat potensial, yaitu Lactobacillus sp. Dad 13., L. acidophilus D2 dan L. plantarum Mut 7. Hasil pengujian pertumbuhan ketiga, isolat menunjukkan pola yang hampir sama yaitu mencapai fase logaritmik pada akhir jam ke 16 18 inkubasi. Produksi biomasa menggunakan air kelapa ditambah ekstrak yeast menghasilkan jumlah sel 109 CFU/ml pada akhir inkubasi. Penurunan viabilitas sel setelah dilakukan pengeringan beku (freeze drying) untuk pembuatan kultur kering berkisar antara 0,5 2 siklus log sedangkan dengan pengering semprot (spray drying) penurunan berkisar antara 2,5 sampai 4 siklus log. Uji aktivitas antagonistik terhadap bakteri patogen enterik menunjukkan bahwa ketiga isolat yang dipilih mempunyai aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Vibrio, Proteus, dan Eschericia coli.