PENGEMBANGAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT INDIGENOUS UNTUK PENCEGAHAN HIPERKOLESTEROLEMIA

Main Author: , Eni Harmayani
Format: Article NonPeerReviewed
Terbitan: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian , 2002
Online Access: https://repository.ugm.ac.id/92291/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=75
Daftar Isi:
  • Peningkatan fungsionalitas makanan untuk kesehatan merupakan kunci yang menjadi kecenderungan pengembangan produk makanan baru dewasa ini. Upaya pencegahan serta pengobatan penyakit secara aman dan tidak menimbulkan efek samping menjadi pilihan terapi kesehatan. Salah satunya adalah penggunaan bakteri probiotik sebagai suplemen dalam pangan. Probiotik didefinisikan sebagai kultur tunggal atau campuran dari mikrobia hidup yang diberikan kepada manusia atau hewan yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain memberikan keseimbangan mikroflora dalam intestin, manfaat probiotik yang dapat diidentifikasi diantaranya adalah kemampuannya menurunkan kolesterol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan bakteri asam laktat asli Indonesia (indigenous) sebagai probiotik untuk pencegahan hiperkolesterolemia. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap masing masing tahap berlangsung selama satu tahun. Pada tahun pertama telah dilakukan seleksi terhadap isolat isolat bakteri asam laktat (BAL) indigenous didasarkan pada kemampuannya mendekonjugasi bile dan mengasimilasi kolesterol, resistensinya terhadap pH rendah dan bile serta sifat antagonistik terhadap bakteri patogen enterik. Pada tahun kedua ini dilakukan produksi biomasa sel isolat BAL terpilih, penyiapan dalam bentuk sel kering beku dan pembuatan makanan fermentasi yang dapat digunakan sebagai pembawa kultur ini, serta konfirmasi kemampuan BAL sebagai pencegah hiperkolesterolemia pada hewan coba. Hasil penelitian pada tahun pertama menunjukkan bahwa isolat Lactobacillus sp. Dad 13 dan L. plantarum Mut 7 dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai probiotik untuk mencegah hiperkolesterolemia berdasarkan kemampuannya untuk mendekonjugasi garam empedu, asimilasi kolesterol, ketahanan terhadap pH rendah (2,0) serta kemampuannya tumbuh pada garam empedu. Hasil penelitian pada tahun kedua menunjukkan bahwa produksi biomasa sel probiotik BAL dapat dilakukan pada media air kelapa atau tetes tebu sebagai sumber karbon, meskipun hasilnya sedikit lebih rendah dari medium MRS cair. Pertumbuhan L. plantarum Mut 7 dalam media MRS, tetes tebu, air kelapa, dan campuran air kelapa dan tetes tebu menghasilkan yield (Y) berturut turut 0,32