Daftar Isi:
  • oleh logam berat. Timbal (Pb) dan tembaga (Cu) merupakan beberapa diantara logam berat yang dikenal masyarakat sebagai polutan dan cukup berbahaya. Ikan mujair sebagai salah satu biota air yang mudah didapatkan dan banyak dikonsumsi masyarakat digunakan dalam penelitian ini sebagai indikator pencemaran logam berat di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kandungan logam berat Pb dan Cu dengan ukuran panjang dan berat ikan mujair yang berkaitan dengan kesesuaian model alometri, serta menentukan berat maksimum ikan mujair supaya aman dikonsumsi berdasarkan konsentrasi maksimum logam Pb dan Cu. Pada penelitian ini digunakan 90 ekor ikan mujair sebagai sampel yang dibagi menjadi tiga kategori ukuran yaitu kecil, sedang, dan besar. Analisa logam dilakukan dengan menggunakan AAS. Analisa pemodelan alometri terhadap data kandungan logam – berat dan panjang ikan dilakukan menggunakan Sub-routine Regression (Curve Estimation) pada program SPSS for Windows versi 16.0. Berdasarkan berat didapatkan ikan mujair dengan ukuran terberat memiliki kandungan Pb dan Cu yang tertinggi (406,01+63,83 μg dan 89,35+19,37 μg); sedangkan berdasarkan panjang didapatkan ikan mujair dengan ukuran terpanjang memiliki kandungan Pb dan Cu yang tertinggi (378,75+76,21 μg dan 79,32+25,18 μg). Dari persamaan alometri, hanya logam Pb yang memiliki hubungan peningkatan kandungan logam dengan ukuran panjang dan berat ikan. Berdasarkan MRL untuk logam Pb (0,28 μg/g) dan logam Cu (14,3 μg/g), ikan mujair yang diteliti tidak layak untuk dikonsumsi karena memiliki konsentrasi logam Pb yang melebihi MRL. Dapat disimpulkan bahwa ikan mujair yang berasal dari kawasan Tambak Lorok Semarang Utara sudah tercemar dan tidak layak untuk dikonsumsi.