Daftar Isi:
  • Selama pandemi COVID-19, kesehatan mental masyarakat semakin menurun, terutama pada remaja. WHO (2021) mencatat bahwa kematian usia remaja dengan bunuh diri di usia 15-29 tahun salah satu faktornya disebabkan depresi. Depresi dapat terjadi akibat tekanan yang berat sehingga mengalami stres yang berkelanjutan. Penderita depresi juga biasanya berkaitan dengan adanya gangguan kecemasan. Perubahan proses pembelajaran akibat pandemi COVID-19 membuat banyak pelajar mengalami proses adaptasi yang tidak mudah sehingga memberi tekanan yang berujung rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Usia remaja juga cenderung kurang peduli terhadap jenis makan yang diasup sehingga berisiko terserang banyak radikal bebas, menurunkan imunitas, meningkatkan risiko mengalami gangguan kesehatan mental. Maka penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana kondisi kesehatan mental individu serta hubungannya dengan konsumsi pangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif melalui FFQ (Food Frequency Questionaire) dan DASS- 21 (Depression Anxiety and Stress Scale-21). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara demografi, daily consumption, serta nutrition score dengan kesehatan mental. Gender berkorelasi terhadap stres dan kecemasan (p-value: 0,002;0,001). Kacang berkorelasi terhadap stres dan kecemasan (p-value: 0,005;0,030). Sayur dan buah berkorelasi terhadap stress (p-value: 0,001). Minuman herbal berkorelasi dengan depresi (p-value: 0,035). Makanan manis berkorelasi dengan kecemasan (p-value: 0,035). Nutrition score berkorelasi terhadap stres (p-value: 0,007). Kacang secara berbanding terbalik berpengaruh terhadap stres (OR: 0,42; p-value: 0,043). Sayur dan buah secara berbanding terbalik berpengaruh terhadap stress (OR: 0,34; p-value: 0,02). Makanan manis secara berbanding lurus berpengaruh terhadap kecemasan (OR: 2,49; pvalue: 0,033). Stres secara berbanding terbalik berpengaruh terhadap perilaku mengonsumsi sayur dan buah (OR: 0,17; p-value: 0,003). Kecemasan secara berbanding lurus berpengaruh terhadap perilaku mengonsumsi makanan manis (OR: 2,44; p-value: 0,043). Nutrition score berkorelasi terhadap stres (p-value: 0,007). Nutrition score memberi pengaruh terhadap stres (p-value Q2-Q4: 0,012;0,008;0,039 dengan OR: 2,21;2,25;1,88). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa beberapa jenis konsumsi pangan berpotensi memiliki asosiasi dengan kesehatan mental.