Daftar Isi:
  • Gangguan mental adalah gangguan emosional yang dapat terjadi di semua umur dan disebabkan karena adanya kekhawatiran berlebihan terhadap suatu masalah dan mengalami kesulitan untuk mengatasinya. Gangguan mental dapat berupa stres, kecemasan, dan depresi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konsumsi pangan dengan stres, kecemasan, dan depresi pada guru SMA Swasta di Kota Semarang. Penelitian ini berupa survei dengan menggunakan kuesioner DASS-21 dan FFQ. Kuesioner DASS-21 untuk mengukur tingkat gangguan mental yang dialami. Kuesioner FFQ untuk mengetahui hubungan antara pangan dan gangguan mental. Hasil analisis korelasi antara sosiodemografi dengan gangguan mental menunjukkan bahwa ada korelasi antara stres dengan kebiasaan mengonsumsi minuman alkohol. Alkohol memiliki hubungan korelasi berbanding terbalik dengan stres (p-value: 0,01). Hasil analisis korelasi antara konsumsi pangan dengan gangguan mental menunjukkan bahwa ada korelasi antara depresi dengan sayur dan buah. Sayur dan buah memiliki hubungan korelasi berbanding terbalik dengan depresi (p-value: 0,003). Sayur dan buah memberikan pengaruh terhadap depresi (p-value: 0,003 dengan OR: 0,063). Hasil analisis korelasi antara nutrition score dengan gangguan mental menunjukkan bahwa ada korelasi antara kecemasan dan depresi dengan nutrition score. Nutrition score memiliki hubungan korelasi berbanding terbalik dengan kecemasan (p-value: 0,038) dan depresi (p-value: 0,017). Nutrition score memberikan pengaruh terhadap kecemasan (p-value: 0,00 dengan OR: 18,06; 17,95; 16,25; dan 16,70) dan depresi (p-value: 0,00 dengan OR: 20,03; 19,94; 0,00; dan 0,00). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara beberapa pangan dengan gangguan mental.