Tradisi politik Melayu analisis pengangkatan dan pergantian kekuasaan di kesultanan Palembang

Palembang pada masa kesultanan Palembang Darussalam berfungsi sebagai pusat kerajaan. Dalam kehidupan masyarakatnya upacara-upacara bersifat keagamaan dan umum, serta berhubungan dengan kerajaan, telah menjadi adat kebiasaan. Salah satu tugas sultan menjadi seorang umaro, artinya beliau menjadi pena...

Full description

Format: Book
Bahasa: ind
Terbitan: Palembang : Rafah Press , 2019.
Edition: Cetakan I, Oktober 2019
Subjects:
LEADER 02942cam a2200385 a 4500
001 INLIS000000000989977
005 20230420234048.0
006 aa###g#bi###001#0#
007 ta
008 230420s2019####ssia###g#bi###001#0#ind##
020 # # |a 978-623-250-070-9 
035 # # |a 0010-0220008804 
040 # # |a JKPNPNA  |b ind  |e rda 
082 0 4 |a 959.816  |2 [23] 
084 # # |a 959.816 MOH t 
090 # # |a CB-D.07 2019-036273 
100 0 # |a Mohammad Syawaludin  |e penulis 
245 1 0 |a Tradisi politik Melayu :  |b analisis pengangkatan dan pergantian kekuasaan di kesultanan Palembang /  |c Dr. Mohammad Syawaludin, Muhammad Sirajudin Fikri 
250 # # |a Cetakan I, Oktober 2019 
264 # 1 |a Palembang :  |b Rafah Press,  |c 2019. 
300 # # |a vi, 171 halaman :  |b ilustrasi ;  |c 25 cm 
336 # # |a teks  |2 rdacontent 
337 # # |a tanpa perantara  |2 rdamedia 
338 # # |a volume  |2 rdacarrier 
500 # # |a Indeks 
504 # # |a Bibliografi : halaman 160-165 
520 3 # |a Palembang pada masa kesultanan Palembang Darussalam berfungsi sebagai pusat kerajaan. Dalam kehidupan masyarakatnya upacara-upacara bersifat keagamaan dan umum, serta berhubungan dengan kerajaan, telah menjadi adat kebiasaan. Salah satu tugas sultan menjadi seorang umaro, artinya beliau menjadi penasehat agama pada pemerintahan. Keberadaan Kesultanan Palembang bukan hanya bidang budaya saja melainkan juga ada unsur politik. Proses pengangkatan raja-raja atau sultan-sultan yang pernah memerintah di Palembang tidaklah berbeda dengan yang ada di kesultanan-kesultanan lain yang pernah ada di nusantara ini. Meskipun kesatuan politik ini bernafaskan Islam, namun sesungguhnya masih meneruskan apa yang telah ada sebelumnya, yaitu Konsep Hindu-Budha, sementara Islam hanya sebagai baju luarnya saja. Sebagai kesultanan yang bersifat maritim dan absolut, Kesultanan Palembang merupakan satu-satunya monarki absolut yang masih ada di Asia Tenggara. Berlainan dengan di kesultanan laut, di kerajaan agraris kesatuan politik (sacral) masih tetap ada selagi pusaka-pusaka masih ada, dan sitihinggil (tahta) masih berada di tempat suci. Singkat kata, selama ada keraton maka kerajaan masih ada dan raja masih diakui oleh masyarakatnya. Bahkan kerajaan yang fungsi politiknya telah dihapuskan ratusan tahun lalu, seperti keraton-keraton di Cirebon, fungsi budaya dan sakralnya tetap bertahan. Hal ini berbeda dengan kerajaan-kerajaan maritim, karena meskipun raja (sultan) dan keratonnya masih ada, namun keberadaannya tidak diakui lagi oleh masyarakatnya. Beberapa contoh bisa dikemukakan di sini ialah Kesultanan Deli di Sumatera Utara, yang sultannya juga seorang perwira; kesultanan Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. 
651 # 4 |a Palembang  |x Sejarah 
651 # 4 |a Palembang  |x Politik dan pemerintahan 
700 0 # |a Muhammad Sirajudin Fikri  |e penulis 
850 # # |a JKPNPNA 
990 # # |a 201900101222367 
999 # # |a 201900101222366 
999 # # |a 201900101222367 
999 # # |a CB-D.07 2019-036273