Summary: |
Sejak reformasi bergulir, masyarakat kita berubah menjadi relative demokratis. Mereka tampak lebih independent, egaliter, terbuka, dan lebih cerdas dalam mananggapi berbagai informasi dan upaya persuasi yang ditujukan pada mereka. Di sini kampanye muncul sebagai salah satu instrument terpenting masyarakat demokratis. Kampanye mempengaruhi masyarakat secara persuasive yang dilandasi kesdaran dan kesukarelaan. Dengan cara demikian, kampanye mampu menciptakan perubahan pada diri khalayak secara relative permanen. Kampanye dapat kita jumpai di mana-mana. Di panggung politik ketika seorang calon kepala daerah dengan teriakan lantang meyakinkan para pemilihnya untuk memberikan suara; di bidang kesehatan ketika seorang petugas puskesmas membujuk murid-murid sekolah agar mencuci tangan dengan sabun sebelum makan; di lingkungan sosial ketika seorang penyuluh memengaruhi para ibu untuk memilih dan memilah sampah; di bidang komersial ketika para pengiklan membujuk khalayak untuk membeli produk mereka; dan di dunia public relations ketika seorang pejabat PR mencoba memulihkan citra perusahaannya yang sedang mengalami krisis. Apa pun jenis kampanye yang dilakukan, tujuannya tetap sama, yakni memengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku khalayak.Tentu saja tidak mudah mendesain pesan kampanye yang mampu menarik perhatian (stimulating), menggugah (appealing), dan sekaligus menyajikan alasan (reasoning) yang dapat diterima khalayak.
|