Tirai

Novel ini merupakan novel yang mengangkat kasus pembunuhan terakhir yang diungkap oleh tokoh detektif fiktif paling brilian yaitu Hercule Poirot. Dikisahkan Kapten Hastings menerima surat untuk segera menyusul Poirot ke Styles, ke sebuah losmen yang dulu pernah mereka tinggali. Kapten Hastings yang...

Full description

Format: SoundRecording
Bahasa: ind
Terbitan: Jakarta : Yayasan Mitra Netra , 2011.
Jakarta : , 2007.
Edition: Cetakan ke-13
Subjects:
LEADER 02916cjm a2200373 a 4500
001 INLIS000000000770027
005 20171106123051.0
006 i||| f
007 s| |||g||||||d
008 171023s2007 jki||| f ind
035 # # |a 0010-0817003605 
040 # # |a JKPNPNA  |b ind  |e rda 
082 0 4 |a 899.221 3  |2 [23] 
084 # # |a 899.221 3 CHR t 
100 1 # |a Christie, Agatha,  |d 1890-1976  |e penulis 
245 1 0 |a Tirai /  |c penulis, Agatha Christie 
250 # # |a Cetakan ke-13 
264 # 1 |a Jakarta :  |b Yayasan Mitra Netra,  |c 2011. 
264 # 1 |a Jakarta :  |b Gramedia,  |c 2007. 
300 # # |3 talking book  |a 1 CD :  |b digital, stereo ;  |c 4 3/4 in. 
306 # # |a 006021 
336 # # |a kata yang diucapkan  |2 rdacontent 
337 # # |a audio  |2 rdamedia 
338 # # |a cakram audio  |2 rdacarrier 
344 # # |a digital  |b optik  |2 rda 
500 # # |a Khusus untuk kepentingan tunanetra 
500 # # |a Dibacakan oleh Siti Nurbaya 
500 # # |a Talking book dalam format daisy 
500 # # |a Judul asli : Curtain : poirot?s Early Cases 
520 # # |a Novel ini merupakan novel yang mengangkat kasus pembunuhan terakhir yang diungkap oleh tokoh detektif fiktif paling brilian yaitu Hercule Poirot. Dikisahkan Kapten Hastings menerima surat untuk segera menyusul Poirot ke Styles, ke sebuah losmen yang dulu pernah mereka tinggali. Kapten Hastings yang kesepian karena ditinggal mati istri, bertemu Poirot tua yang duduk di kursi roda. Hari hari di Styles memang sudah mencekam sejak awal. Sementara itu, di antara tamu tamu losmen, terdapat pembunuh yang membunuh tanpa motif, membunuh hanya untuk kesenangan, seorang psikopat yang tampak bukan psikopat. Malah dia sebenarnya adalah teman yang menyenangkan. Dan yang lebih hebat, si pembunuh tidak perlu membunuh dengan tangannya sendiri. Dengan kemampuan manipulasi psikologis, ia bisa menggerakkan seseorang untuk membunuh. Dingin, sadis, licik! Kapten Hastings yang temperamental, nyaris jadi alat pembunuh bagi si pembunuh. Untung saja Poirot masih waspada. Namun korban pertama akhirnya jatuh. Dia adalah istri dr.Franklin. Situasinya benar benar bertambah runyam. Di tengah kebingungan para penghuni losmen, Poirot harus bertindak cepat. Segala upaya dikerahkan untuk mencegah jatuhnya korban. Dan klimaksnya, tak ada pilihan lain selain mengundang sang pembunuh ke kamar pribadinya. Poirot mengundang si pembunuh, berdua saja! Dan yang kemudian terjadi adalah Poirot (yang kali ini menang posisi) memberikan pilihan kamu mau mati dengan belati atau minum racun! Sang psikopat menyeringai. Luar biasa tenang orang ini. Dan dia berani melayani tantangan Poirot. Dua duanya harus mati! katanya. Benar benar dua orang dengan kebanggaan dan kehormatan setara. Dua duanya minum racun, dengan porsi yang sama dan menjadi akhir yang sama, bagi si pembunuh, bagi Poirot. 
650 # 4 |a Fiksi Indonesia 
740 0 # |a Curtain : poirot?s Early Cases 
850 # # |a JKPNPNA 
990 # # |a 201701003013250