Tirai
Novel ini merupakan novel yang mengangkat kasus pembunuhan terakhir yang diungkap oleh tokoh detektif fiktif paling brilian yaitu Hercule Poirot. Dikisahkan Kapten Hastings menerima surat untuk segera menyusul Poirot ke Styles, ke sebuah losmen yang dulu pernah mereka tinggali. Kapten Hastings yang...
Format: | SoundRecording |
---|---|
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Jakarta :
Yayasan Mitra Netra
, 2011.
Jakarta : , 2007. |
Edition: | Cetakan ke-13 |
Subjects: |
Summary: |
Novel ini merupakan novel yang mengangkat kasus pembunuhan terakhir yang diungkap oleh tokoh detektif fiktif paling brilian yaitu Hercule Poirot. Dikisahkan Kapten Hastings menerima surat untuk segera menyusul Poirot ke Styles, ke sebuah losmen yang dulu pernah mereka tinggali. Kapten Hastings yang kesepian karena ditinggal mati istri, bertemu Poirot tua yang duduk di kursi roda. Hari hari di Styles memang sudah mencekam sejak awal. Sementara itu, di antara tamu tamu losmen, terdapat pembunuh yang membunuh tanpa motif, membunuh hanya untuk kesenangan, seorang psikopat yang tampak bukan psikopat. Malah dia sebenarnya adalah teman yang menyenangkan. Dan yang lebih hebat, si pembunuh tidak perlu membunuh dengan tangannya sendiri. Dengan kemampuan manipulasi psikologis, ia bisa menggerakkan seseorang untuk membunuh. Dingin, sadis, licik! Kapten Hastings yang temperamental, nyaris jadi alat pembunuh bagi si pembunuh. Untung saja Poirot masih waspada. Namun korban pertama akhirnya jatuh. Dia adalah istri dr.Franklin. Situasinya benar benar bertambah runyam. Di tengah kebingungan para penghuni losmen, Poirot harus bertindak cepat. Segala upaya dikerahkan untuk mencegah jatuhnya korban. Dan klimaksnya, tak ada pilihan lain selain mengundang sang pembunuh ke kamar pribadinya. Poirot mengundang si pembunuh, berdua saja! Dan yang kemudian terjadi adalah Poirot (yang kali ini menang posisi) memberikan pilihan kamu mau mati dengan belati atau minum racun! Sang psikopat menyeringai. Luar biasa tenang orang ini. Dan dia berani melayani tantangan Poirot. Dua duanya harus mati! katanya. Benar benar dua orang dengan kebanggaan dan kehormatan setara. Dua duanya minum racun, dengan porsi yang sama dan menjadi akhir yang sama, bagi si pembunuh, bagi Poirot. |
---|---|
Item Description: |
Khusus untuk kepentingan tunanetra Dibacakan oleh Siti Nurbaya Talking book dalam format daisy Judul asli : Curtain : poirot?s Early Cases |
Physical Description: |
1 CD : digital, stereo ; 4 3/4 in |
Playing Time: |
00:60:21 |