Masjid di Papua Barat: Tinjauan Ekspresi Keberagamaan Minoritas Muslim dalam Arsitektur

Main Author: Suardi Wekke, Ismail
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang , 2013
Subjects:
Online Access: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2762
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2762/4690
Daftar Isi:
  • For Muslim, mosque has unique role and its special function in daily life. Five times a day, mosques carry out prayer as compulsory activities. This study explores mosques in West Papua Province where Muslim is as minority. It employs qualitative approach and used in-depth interview and non-participant observation to collect data. The findings show that there are three mosque major components; wudhu area, praying hall, and mimbar. In mosque as a center of activity in the region, the board provided some facilities to be used by either Muslim or others. Mosques embedded with various arts from many traditional roots. Patterns and symmetries were used to enhance art in wall of mosque. On the other hand, the minority condition gives them opportunity to present architecture design to engage with other community. Building styles and type reflect the multicultural characteristics as identity through built environment representing their culture within the local community. Muslim minority tries to extend their mosque not only as praying place but also as a society facility. Bagi muslim, masjid berperan unik dan memiliki fungsi dalam kehidupan keseharian. Lima kali sehari di masjid dilangsungkan shalat sebagai aktivitas wajib. Penelitian ini mengeksplorasi masjid-masjid di Propinsi Papua Barat dimana umat Islam sebagai minoritas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi nonpartisipasi. Penelitian ini menunjukkan tiga komponen utama dalam masjid; tempat wudhu, ruang shalat, dan mimbar. Di masjid yang menjadi pusat akitivitas di daerah tertentu, pengurusnya menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan umat Islam maupun umat lain. Masjid dihias dengan keragaman seni dari pelbagai akar tradisi. Pola dan simetris digunakan untuk memperkaya seni di dinding masjid. Di sisi lain, kondisi minoritas memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk menghadirkan desain arsitektur yang tetap memperhatikan kepentingan komunitas lain. Gaya dan tipe bangunan mencerminkan karakteristik multikultural sebagai identitas melalui lingkungan bangunan yang mencerminkan budaya mereka diantara komunitas lokal. Masyarakat minoritas muslim berupaya menjadikan masjid tidak saja sebagai tempat shalat tetapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat.