Correlation between Fasting Glucose, Erectile Dysfunction, and Lower Urinary Tract Symptoms in Benign Prostate Hyperplasia Patients
| Main Authors: | Tommie Prasetyo, Zulfikar Ali, Ponco Birowo, Nur Rasyid |
|---|---|
| Format: | Article application/pdf eJournal |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
, 2017
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/view/7112 |
Daftar Isi:
- This study is aimed to determine the correlation between fasting glucose level, erectile dysfunction,and lower urinary tract symptoms (LUTS) in patients diagnosed with benign prostatic hyperplasia (BPH). Weenrolled patients with BPH-related LUTS aged over 50 years old. LUTS and erectile dysfunction (ED) wereevaluated using International Prostate Symptom Score (IPSS) and International Index of Erectile Function-5(IIEF-5). Diabetes mellitus was established if fasting glucose level was above 126mg/dL. Forty-two patientswere enrolled in this study from outpatient clinic in Kardinah Hospital, Tegal during January–March 2015.Patients’ mean age was 68.8±8.6 years old with most of them suffered from ED (83.3%) and also suffered fromsevere LUTS (80.96%). Mean fasting glucose level was 108.3 + 21.1 mg/dl. However, diabetes mellitus wasobserved in 26.2% subjects with mean fasting glucose level was 136.8+7.8mg/dl. IPSS score was correlatedwith fasting glucose level (r=0.879, p<0.001) and IIEF-5 score (r= -0.346, p=0.025). IIEF-5 score showednegative correlation with age (r=-0.31, p=0.046) and fasting glucose level (r=-0.305, p=0.049). Higher fastingglucose level in a man older than 50 years with BPH would increase severity of LUTS and ED. Keywords: Diabetes mellitus, lower urinary tract symptoms, erectile dysfunction Korelasi antara Glukosa Darah Puasa, Disfungsi Ereksi, dan GejalaSaluran Kemih Bagian Bawah pada PasienBenign Prostatic Hyperplasia AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai glukosa darah puasa, disfungsi ereksi(DE), dan gejala saluran kemih bagian bawah (LUTS) pada pasien dengan pembesaran prostate jinak/benignprostatic hyperplasia (BPH). Subjek adalah pasien berusia lebih dari 50 tahun dengan pembesaran prostatjinak di RS Kardinah, Tegal pada bulan Januari-Maret 2015. LUTS dan DE dievaluasi dengan menggunakanInternational Prostate Symptom Score (IPSS) and International Index of Erectile Function-5 (IIEF-5). Diabetesmellitus ditegakkan jika gula darah puasa lebih dari 126mg/dL. Terdapat 42 pasien yang dilibatkan dalampenelitian ini dengan usia rata-rata pasien 68,8+8,6 tahun, mayoritas menderita DE (83,3%) dan LUTS (80,96%).Rata-rata gula darah puasa 108,3+21,1mg/dL. Diabetes mellitus ditemukan pada 26,2% pasien dengan rataratanilai gula darah puasa 136,8+7,8mg/dL. Nilai IPSS berhubungan dengan nilai gula darah puasa (r=0.879,p<0.001) dan nilai IIEF-5 (r=-0,346, p=0,025). Nilai IIEF-5 menunjukkan hubungan negatif dengan usia (r=-0,31,p=0,046) dan gula darah puasa (r=-0,305, p=0,049). Disimpulkan peningkatan kadar gula darah puasa padalaki-laki dengan BPH berusia 50 tahun ke atas meningkatkan derajat keparahan dari LUTS dan DE. Kata kunci: Diabetes mellitus, gejala saluran kemih bagian bawah, LUTS, disfungsi ereksi