PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN MOLASES PADA PEMBUATAN SILASE KULIT UMBI SINGKONG (Mannihot esculenta) TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN
Main Author: | Pratama S, Ajie |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
UPT TI Universitas Padjadjaran
, 2015
|
Online Access: |
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/5812 http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/5812/3095 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan Juli – Agustus 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penambahan molases pada pembuatan silase kulit umbi singkong (Mannihot esculenta) terhadap kandungan serat kasar dan BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat empat jenis perlakuan dengan lima ulangan (P0 = Ensilase kulit umbi singkong dengan penambahan molases 0%, P1 = Ensilase kulit umbi singkong dengan penambahan molases 1%, P2 = Ensilase kulit umbi singkong dengan penambahan molases3% dan P3 = Ensilase kulit umbi singkong dengan penambahan molases 5%). Berdasarkan hasilanalisis statistika menunjukkan bahwa penambahan molases pada pembuatan silase berpengaruhnyata (P<0,05) terhadap kandungan serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN).Persentase penambahan molases pada pembuatan silase kulit umbi singkong (Mannihotesculenta) dengan kandungan serat kasar yang paling tinggi yaitu pada perlakuan P0 (Ensilase kulit umbi singkong dengan penambahan molases 0%) dan kandungan BETN yang paling tinggi yaitu pada perlakuan P2 (Ensilase kulit umbi singkong dengan penambahan molases 3%). Kata kunci: molases, ensilase, serat kasar, betn