Tingkat Kesejahteraan Petani Tebu (Saccharum officinarum L.) di Desa Tempaling Kecamatan PamotanKabupaten Rembang
Main Authors: | Rahayu, Era Tri; Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang, Wahyuningsih, Sri; Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang, Prabowo, Rossi; Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang, Fachriyan, Hilmi Arija; Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jurnal.fp.uns.ac.id/index.php/semnas/article/view/2011 http://jurnal.fp.uns.ac.id/index.php/semnas/article/view/2011/1415 |
Daftar Isi:
- Tebu merupakan tanaman perdagangan sehingga perlu adanya pemindahan dari produsen ke konsumen. Petani tebu menjual hasil tebunya ke pabrik gula untuk diolah menjadi gula putih kemudian dapat dikonsumsi oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kemitraan petani tebu dengan pabrik gula, mengetahui pendapatan, dan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani tebu. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif analisis. Metode sampel responden yang digunakan penelitian ini metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif, analisis pendapatan dan GSR (God Service Ratio), indikator BKKBN, dan PPP (Pangsa Pengeluaran Pangan) untuk menentukan tingkat kesejahteraan petani. Hasil penelitian menunjukkan petani tebu tidak bermitra dengan pabrik gula dalam menjual hasil panennya. Pendapatan petani tebu sebesar Rp 26.569.000/ Ha/musim panen, dengan besar biaya produksi Rp 9.136.000/Ha/musim panen, pendapatan lebih besar dari total biaya produksi yang artinya menguntungkan bagi petani. Tingkat kesejahteraan petani tebu dalam aspek sosial tergolong KS I yang artinya sejahtera tahap 1, berdasarkan aspek sosial kurang sejahtera dimana hasil GSR (Good Service Ratio) > 1 yang berarti ekonomi rumah tangga kurang sejahtera, sedangkan dari pangsa pengeluaran pangan <60%, artinya tahan pangan.