Daftar Isi:
  • Konsumsi protein sangat penting dalam pencegahan stunting pada balita, namun akses dalam konsumsi pangan hewani sebagai sumber utama protein terkendala pada harga pangan dan pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan harga dan pendapatan terhadap permintaan pangan hewani rumah tangga perkotaan di Provinsi Jawa Tengah. Data penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari SUSENAS Tahun 2016 dengan sampel sebanyak 13.328 rumah tangga. Analisis data menggunakan pendekatan model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pangan hewani paling elastis terhadap perubahan harga adalah kelompok ikan dengan elastisitas permintaan sebesar 2.463%, diikuti daging sapi (2.410%), susu bubuk (1.416%), ayam (1.010%), dan telur (0.549%). Semua pangan hewani bersifat substitusi dengan kelompok pangan hewani lainnya, kecuali susu bersifat komplementer terhadap daging sapi. Kelompok pangan hewani yang paling sensitif terhadap perubahan pendapatan adalah daging sapi (2.219%) diikuti oleh susu, ikan dan daging ayam dengan elastisitas masing-masing sebesar 1.816%, 1.660% dan 1,336%, sehingga daging sapi merupakan pangan hewani paling mewah. Stabilitas kebijakan harga sangat penting untuk mempertahankan konsumsi pangan hewani dalam rangka pemenuhan protein sesuai angka kecukupan protein nasional.