Implementasi Manajemen Mutu SekolahDi SMP 40 Rejang Lebong
Main Author: | Ramadani, Ferogita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://e-theses.iaincurup.ac.id/316/1/IMPLEMENTASI%20MANAJEMEN%20MUTU%20SEKOLAH%20DI%20SMP%2040%20REJANG%20LEBONG.pdf http://e-theses.iaincurup.ac.id/316/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1). Bagaimana manajemen mutu sekolah di SMP Negeri 40 Rejang Lebong, 2). Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen mutu dalam meningkatkan mutu sekolah SMP Negeri 40 Rejang Lebong, 3) Bagaimana upaya untuk meningkatkan mutu sekolah di SMP Negeri 40 Rejang Lebong. Dalam mengenai mutu sekolah dapat dilihat dalam dua hal yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi sarana dan prasarana serta penciptaan suasana yang kondusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Untuk mengetahui manajemen mutu sekolah yang dilaksanakan di SMP Negeri 40 Rejang Lebong 2). Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan manajemen mutu sekolah di SMP Negeri 40 Rejang Lebong, 3). Untuk mengetahui upaya meningkatkan mutu sekolah di SMP Negeri 40 Rejang Lebong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan manajemen mutu sekolah diperlukan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Manajemen mutu sekolah di SMP Negeri 40 Rejang Lebong sudah menjalankan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian manajemen. untuk menjalankan mutu sekolah yang lebih baik lagi harus ditekankan kepada siswa sehingga ia terfokus belajar dengan baik supaya bisa tercapai kualitas peserta didik apa yang diharapkan dan bermutu bagus. Faktor pendukung salah satunya dari sarana prasarana kalau sarana nya lengkap maka mutunya berjalan dan berhasil. Dan faktor penghambat nya yaitu jika sarana prasarana nya tidak lengkap atau tidak memfasilitasi maka mutu sekolahnya belum mencapai target dari segi kualitas sekolahnya. Kajian ini menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan indikator yang paling utama dalam mewujudkan sekolah yang bermutu.