Analisis Stres Kerja dan Upaya Intervensi Psikologi Kerekayasaan dalam Mengatasi Stres Kerja Nelayan Tradisional Tanjung Peni Citangkil dan Leleyan Grogol Pesisir Pantai Cilegon

Main Authors: Manurung, Antonius, Sutanti S, Yosephin Sri, H, Dudi Adam
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Perhimpunan Ergonomi Indonesia , 2017
Online Access: http://jurnalergonomik3.ti.itb.ac.id/index.php/ergonomik3/article/view/23
http://jurnalergonomik3.ti.itb.ac.id/index.php/ergonomik3/article/view/23/17
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis stres kerja nelayan tradisional Tanjung Peni Citangkil dan Leleyan Grogol, Pesisir Pantai Cilegon. Selanjutnya, berdasarkan hasil temuan dikembangkan upaya intervensi psikologi kerekayasaan sebagai cara mengatasi stres kerja nelayan tradisional. Populasi dalam penelitian berjumlah sekitar 4000 nelayan; berdasarkan teknik purposive sampling diperoleh 84 responden, nelayan Tanjung Peni Citangkil (45) dan Leleyan (39). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, alat deteksi stres (dikenal dengan alat HRV-Heart Rate Variability). Skala stres kerja diadaptasi dan dimodifikasi penulis dari konsep dan alat ukur Igor (1997). Teknik wawancara menggunakan pedoman wawancara stres kerja. Sedangkan alat deteksi stres kerja HRV mengukur frekuensi domain HRV yang digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi stres mental individu. Hasil penelitian menunjukkan stres kerja nelayan relatif cukup tinggi dengan nilai mean 53, 385. Berdasarkan nilai t diketahui bahwa stres kerja nelayan Leleyan, Grogol lebih tinggi dibandingkan dengan nelayan Tanjung Peni, Citangkil. Data deskriptif tersebut didukung hasil tes HRV dalam stress resistance (coping stress), dan stress index (psikis), dan fatigue index. Hasil data wawancara menunjukkan bahwa hal yang menyebabkan stres kerja pada nelayan tradisional di pesisir Pantai Cilegon Banten adalah lingkungan kerja yang kurang kondusif, mencakup suhu udara, pencahayaan, goncangan, dan kebisingan, cara kerja yang kurang ergonomis, dan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang relatif buruk.