ANALISA PENGARUH PREHEAT DAN POST WELD HEAT TREATMENT PENGELASAN KOMBINASI GTAW-SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN FISIK
Daftar Isi:
- SMAW adalah jenis pengelasan yang sering digunakan dan tergolong lebih ekonomis bandingkan dengan jenis pengelasan GTAW yang memiliki kualitas lebih baik dari pada SMAW tetapi pengelasan GTAW lebih cenderung lebih mahal untuk pengelasan yang tergolong lebih tebal, karena menggunakan gas pelindung berupa Argon atau Helium. Kualitas GTAW lebih baik dibandingkan SMAW yaitu Gas pelindung yang digunakan GTAW dapat mengurai oksidasi sehingga bisa meminimalisir cacat yang terjadi pada logam las. Pendinginan yang cepat berdampak buruk bagi sifat fisik dan mekanik untuk mengatasi hal itu dilakukan pemanasan awal sebelum pengelasan Preheat dan pemanasan setelah pengelasan Post Weld Heat Treatment. Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji sifat mekanik dan sifat fisik pada sambungan kombinasi GTAWSMAW yang di lakukan perlakuan Preheat dan Post Weld Heat Treatment. Pengelasan dilakukan terhadap spesimen yang digunakan adalah Baja Karbon Rendah SS400 dengan dimensi 300 x 250 mm untuk masing-masing sambungan. Tebal plat sambungan yang digunakan 19 mm. Posisi pengelasan yang digunakan dengan menggunakna posisi dibawah tangan (1G) untuk setiap benda uji yang di las. Jenis sambungan yang digunakan yaitu Butt Join dengan menggunakan kampuh Single V terbuka. Arus yang digunakan sebesar 150A. Kawat las yang digunakan adalah TG-S50 untuk Root Pass dengan metode GTAW dan RD-718 untuk Filler Pass dengan metode SMAW. Dua specimen dilakukan dengan Preheat sampai temperatur 150°C pada saat sebelum dilakukan pengelasan menggunakan api dari gas LPG. Dua spesimen dilakukan Post Weld Heat Treatment pada temperatur 620°C kemudian di tahan selama 60 menit atau satu jam. Setelah itu dilakukan pengujian Dye Penetrant untuk menilhat cacat pada permukaan daerah las dengen menggunakan cairan penetrant lalu di lanjutkan dengan pengujian kekerasan Brinell untuk mengetahui kekerasan penampang daerah lasan. Selanjutnya dilakukan pengujian lengkung dan terakhir dilakukan pengujian Metalografi Makro, Mikro serta SEM (Scanning Electron Microscopy). Hasil pengujian komposisi kimia spesimen merupakan baja Karbon rendah dengan kandungan karbon nya 0.21% dengan nilai Carbon Equivalent nya 0,5623 wt% Hasil pengujian Dye Penetrant terdapat cacat yang terjadi pada sambungan preheat terdapat cacat spatter sedangkan sambungan tanpa perlakuan dan preheat dan post weld heat treatment terdapat cacat porosity. Hasil pengujian kekerasan menghasilkan nilai kekerasan tertinggi pada spesimen tanpa pengelasan yaitu 225,68 HRB di bagian logam las, sedangkan spesimen dengan perlakuan preheat dan PWHT mendapat nilai kekerasan terendah yaitu 200,16 HRB di bagian logam Las. Hasil Tegangan lengkung tertinggi yaitu pada sambungan PWHT dengan nilai 3063.108 kgf/mm2 Kemudian nilai tegangan lengkung terendah yaitu pada sambungan tanpa perlakuan dengan nilai 2856.142 kgf/mm2 . Hasil pengujian metallografi makro menunjukkan daerah las dan daerah HAZ yang sangat jelas. Hasil pengujian struktur mikro pada pengelasan tanpa perlakuan dan Preheat terdapat Widmanstatten pada daerah lasan, sedangkan pada spesimen PWHT dan Preheat + PWHT tidak terdapat Widmanstatten butir menjadi lebih halus. Hasil Pengujian SEM pada patahan spesimen PWHT terdapat Dimple Rupture menunjukan bahwa sepesimen tersebut mengalami perpatahan ulet. Hal ini menunjukkan hasil pengelasan baik