Daftar Isi:
  • Batubara merupakan salah satu bahan bakar padat yang dapat menghasilkan energi jika dibakar. Batubara dengan nilai kalori yang rendah tidak dapat dimanfaatkan langsung dalam proses pembakaran sehingga diperlukan upgrading terlebih dahulu. Salah satu upaya upgrading dalam pemanfaatan batubara kualitas rendah adalah dengan pembuatan briket biobatubara. Briket biobatubara merupakan briket campuran batubara kualitas rendah dengan biomassa, salah satunya adalah ampas tebu. Batubara yang akan dijadikan briket dipreparasi untuk mendapatkan ukuran yang sesuai, pada penelitian kali ini batubara dipreparasi. Bahan baku briket biobatubara terlebih dahulu dilakukan proses karbonisasi menggunakan furnace pada suhu 500oC. Selanjutnya dilakukan preparasi ampas tebu untuk disesuaikan dengan ukuran batubara yang telah dipreparasi sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pencampuran bahan pembuatan briket yang terdiri dari 45% batubara karbonisasi, 45% arang ampas tebu, dan 10% bahan perekat berupa tepung tapioka. Pencetakan Bbiket biobatubara dilakukan menggunakan 5 variasi tekanan yaitu 75, 100, 125, 150, dan 175 dalam satuan kg/cm2.. Briket biobatubara yang telah dicetak kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 80oC selama 1 jam dan didiamkan dalam wadah kedap udara selama 1 malam. Selanjutnya dilakukan pengujian proksimat, pembakaran menggunakan TGA, kuat tekan, dan penyerapan air terhadap briket. Tekanan pencetakan akan mempengaruhi karakteristik termal briket biobatubara. Penambahan tekanan pencetakan dari 75 kg/cm2 hingga 175 kg/cm2 akan memperbesar titik Intiation Temperature of Volatile Matter (ITVM), Peak of weight loss Temperature (PT), dan Burning out Temperature (BT). ITVM memiliki rentang nilai sebesar 301oC-327oC, PT memiliki rentang nilai sebesar 418oC-451oC, sedangkan BT memiliki rentang nilai sebesar 303oC-317oC. Namun, titik Initiation Temperature of Fixed Carbon (ITFC) akan semakin kecil dengan adanya penambahan tekanan pencetakan pada briket, yaitu pada rentang nilai sebesar 343oC-333oC. Penambahan tekanan pencetakan dari 75 kg/cm2 hingga 175 kg/cm2 juga akan mempengaruhi waktu pembakaran. Penyalaan awal briket akan semakin lama dengan penambahan tekanan pencetakan, dari 22,28 menit menjadi 25,67 menit. Namun pembakaran pada briket akan berlangsung lebih lama, dari 1,20 menit menjadi 1,37 menit. Sedangkan dalam kemampuan penyerapan air, Tekanan 75 kg/cm2 memiliki kemampuan penyerapan air rata-rata sebesar 0,035455 gram. Sedangkan tekanan 175 kg/cm2 memiliki kemampuan penyerapan air rata-rata sebesar 0,019091 gram.