Daftar Isi:
  • Suatu sumur panas bumi dirancang untuk mensuplai uap ke PLTP dengan rentang waktu 30 tahun kedepan. Penurunan produksi telah terjadi seiring diproduksikannya sumur-A dan sumur-B. Analisis kurva penurunan produksi (decline curve) dilakukan dengan tujuan menormalisasi laju alir guna mendapatkan tren penurunan yang benar, mentukan jenis decline curve dan memprediksi laju produksi sumur panasbumi masa yang akan datang. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode Spivey melaluli regresi. Laju penurunan produksi setiap sumur dihitung pada tekanan standar guna mendapatkan tren decline yang benar (normalisasi laju alir). Analisis menunjukan kedua sumur berjenis decline Exponential, dengan nilai lost ratio (b)0.0091, R2 0.9761, dan SD 3.8 % untuk sumur-A dan sumur-B didapat nilai lost ratio (b) 0.0053, R2 0.8580, dan SD 2.93 %,. Laju produksi yang akan dating (forcasting) ditentukan berdasarkan persamaan kuadrat dengan cara diubah dalam bentuk Logaritma, (sumur-A; Qt = 123.3489 – 16.6528lnT, sumur-B; Qt = 183.8129 – 7.2799lnT), contoh pada bulan ke 43 yaitu Desember 2018 untuk sumur-A dengan decline rate sebesar 3.93 % adalah sebesar 60.7144 ton/jam dan untuk sumur-B dengan decline rate sebesar 1.55 % adalah 156. 4317 ton/jam