Daftar Isi:
  • Pada pembangkit listrik tenaga uap ada beberapa faktor yang menentukan efektifitas pembakaran. Salah satu faktor tersebut yaitu sisa pembakaran tak aktif yang umumnya disebut ash (abu). PLTU Keban Agung memiliki 2 unit pembangkit dengan daya masing-masing 135 MW. Konsumsi batubara berkisar 1.400 ton/hari untuk tiap unitnya. Dalam penggunaan batubara sebagai sumber energi terdapat kendala-kendala yang terjadi. Pada PLTU Keban Agung berdasarkan perhitungan performa furnace, tingkat absorbsi panas selalu mengalami peningkatan setelah dilakukan pembersihan (sootblowing). Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian tentang kualitas batubara umpan tersebut dan bagaimana abu yang dihasilkan terhadap potensi timbulnya slagging. Metode yang dilakukan adalah melalui analisis proksimat, analisis kandungan sulfur, analisis nilai kalori, ash analysis dan analisis titik leleh abu (ash fuiton temperature). Dari hasil ash analysis didapatkan klasifikasi ash adalah lignit. Hasil analisis Ash Fution Temperature didapatkan initial deformation temperature (1.291 °C), spherical (1.352 °C), hemisphere (1.367,5 °C) dan flow (1.382 °C). Berdasarkan dari hasil ash analysis dan ash fution temperature, batubara yang digunakan di PLTU Keban Agung diklasifikasikan sebaga ash lignit dengan potensi slagging sedang (Rs = 1.306,3 °C).