BIOESAI FILTRAT BIAKAN JAMUR ENTOMOPATOGEN YANG DIKULTURKAN PADA MEDIA INVITRO pH 2 DAN pH 6 TERHADAP LARVA Spodoptera litura (FABRICIUS) (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) PADA CABAI (Capsicum annuum L.) = BIOESSAY OF ENTOMOPATHOGENIC FUNGI CULTURED IN MEDIA INCUBATED UNDER pH 2 AND 6 AGAINST LARVAE OF Spodoptera litura (FABRICIUS) (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) ON CHILLI (Capsicum annuum L.)
Daftar Isi:
- Spodoptera litura adalah salah satu hama penting yang menyerang cabai dan dapat menyebabkan kerusakan mencapai 20% pada umur tanaman lebih dari 20 hari setelah tanam. Untuk mengendalikan S. litura banyak digunakan jamur entomopatogen, seperti Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae. Jamur entomopatogen dapat mematikan dengan cara masuk kedalam tubuh dan menghasilkan endotoksin yang menyebabkan keracunan pada serangga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh filtrat biakan B. bassiana yang diinkubasikan pada pH 2 dan pH 6 terhadap mortalitas dan waktu kematian larva S. litura. 2) mengetahui pengaruh filtrat biakan M. anisopliae yang diinkubasikan pada pH 2 dan pH 6 terhadap waktu kematian larva S. litura. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Entomologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas pertanian, Universitas Sriwijaya dari Mei hingga November 2018. Percobaan ini menggunakan RAKF (Rancangan Acak Kelompok) Faktorial dengan 2 faktor, faktor 1 suhu dan faktor 2 isolat jamur. Jamur entomopatogen diinkubasikan selama 6 minggu pada pH 6 dan pH 2. Lalu, disaring menggunakan kertas saring dan saringan bakteri untuk mendapatkan filtrat biakan. Isolat yang digunakan sebanyak 20 isolat terdiri dari 10 Beauveria bassiana dan 10 Metarhizium anisopliae. Serangga uji yang digunakan adalah Spodoptera litura larva instar 2 sebanyak 25 ekor perulangan. Data perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Waktu kematian yang dicatat setiap hari digunakan untuk menghitung LT50 menggunakan analisis probit. Hasil menunjukkan untuk isolat B. bassiana mortalitas larva tertinggi ditemukan pada jamur yang diinkubasikan pada pH 6 berbeda nyata dengan pH 2 interaksi antar faktor utama dan faktor kedua berbeda nyata artinya, isolat tertentu dipengaruhi oleh pH tertentu. Untuk faktor isolat (faktor kedua) mortalitas tertinggi ditemukan pada isolat Blepd (90.6%) yang diinkubasi pada pH 6, tidak berbeda nyata dengan isolat BtmGa (86.67%), yang diinkubasi pada pH 6, sedangkan yang berbeda nyata dengan isolat isolat BPcMs (65.37%), isolate BTmkt (64.0%), Ts1d3(64.0%), BTmPc(40.0%), isolat BTmTr (45.3%), BTmTs (45.3%), BMkMs (44.0%), Ts1d2 (24.0%) yang diinkubasi pada pH 6, BTmkt (12.0%), BMkMs (9.33%), BTmTr (6.67%), BTmPc (8.0%), BTmTs (2.67%), BPCmS (1.33%), Blepd (0%), Ts1d2 (0%), Ts1d3 (0%) yang diinkubasi pada pH 2. Mortalitas larva perlakuan M. anisopliae tertinggi ditemukan pada jamur yang diinkubasikan pada pH 6 berbeda nyata dengan pH 2 namun tidak berbeda nyata dengan interaksi antar faktor utama dan faktor kedua. LT50 larva S. litura yang diteteskan filtrat biakan B. bassiana tersingkat ditemukan pada jamur yang diinkubasikan pada pH 6 berbeda nyata dengan pH 2 interaksi antar faktor utama dan faktor kedua tidak berbeda nyata artinya, isolate tertentu tidak mempengaruhi oleh pH tertentu. LT50 larva S. litura yang diteteskan filtrat biakan M. anisopliae tersingkat ditemukan pada jamur yang diinkubasikan pada pH 6 berbeda nyata dengan pH 2 interaksi antar faktor utama dan factor kedua tidak berbeda nyata artinya, isolat tertentu tidak pengaruhi oleh pH tertentu. Untuk B. bassiana, mortalitas tertinggi isolat Blepd yang diinkubasi pada pH 6 dengan LT50 tersingkat 9 hari, yang tidak berbeda nyata dengan isolate BTmGa yang diinkubasi pada pH 6 dengan LT50 9 hari. Oleh karena isolat Blepd yang diinkubasi pH 6 paling efektif dalam mematikan larva S. litura. Untuk M. anisopliae, mortalitas tertinggi isolat MSwTp2 yang diinkubasi pada pH 6 dengan LT50 tersingkat 7 hari. Oleh karena isolat MSwTp2 yang diinkubasi pH 6 paling efektif dalam mematikan larva S. litura.