Daftar Isi:
  • Latar Belakang. Sindrom ovarium polikistik merupakan kelainan endokrin yang sering terjadi. Secara global, tercatat 6%-15% wanita usia reproduksi mengalami sindrom ovarium polikistik, serta diestimasikan bahwa 18,5-26% remaja mengalami sindrom ovarium polikistik. Penyebab sindrom ovarium polikistik hingga saat ini belum dapat dijelaskan dan belum terdapat data definitif terkait prevalensi sindrom ovarium polikistik pada remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komposisi lemak tubuh dengan risiko kejadian sindrom ovarium polikistik pada remaja perempuan usia 15-19 tahun. Metode. Penelitian ini adalah studi analitik observational dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah Mahasiswa Universitas Sriwijaya dan Siswa SMAN 1 Palembang berjumlah 139 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan pemeriksaan fisik untuk melihat risiko kejadian sindrom ovarium polikistik dan pengukuran komposisi lemak tubuh menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis. Hasil. Dari 139 responden, didapatkan rata-rata komposisi lemak tubuh sebesar 29,582% (SD=5,283) dan proporsi terbanyak adalah kategori gemuk (30,2%). Pada penelitian ini remaja yang positif memiliki risiko sindrom ovarium polikistik adalah sebanyak 38 orang (27,3%), diantaranya, 57,9% memiliki komposisi lemak tubuh kategori risiko tinggi atau 84,2% komposisi lemak tubuh berlebih, dengan rerata komposisi lemak tubuh 33,437 ± 4,88%. Hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara komposisi lemak tubuh dengan risiko kejadian sindrom ovarium polikistik (nilai p = 0,001) dan nilai r = 5,44. Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara komposisi lemak tubuh dengan risiko kejadian sindrom ovarium polikistik pada remaja perempuan usia 15-19 tahun di Kota Palembang. Kata Kunci: Sindrom Ovarium Polikistik, Remaja, Komposisi Lemak Tubuh, Bioelectrical Impedance Analysis.