Daftar Isi:
  • Gangguan pendengaran ialah hilangnya kemampuan untuk mendengar bunyi dalam cakupan frekuensi yang normal untuk didengar. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis gangguan pendengaran ialah audiometri dan juga tes garputala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi tes garputala terhadap audiometri (baku emas) pada pasien gangguan pendengaran di Poliklinik THT-KL RSUP Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik dan menggunakan data sekunder berupa hasil pemeriksaan audiometri dan garputala pada pasien gangguan pendengaran di Poliklinik THT-KL RSUP Mohammad Hoesin Palembang pada Agustus hingga Oktober 2019. Didapatkan 102 pasien gangguan pendengaran, 39 pasien dengan gangguan pendengaran konduktif dan 69 pasien dengan gangguan pendengaran sensorineural. Data dianalisis menggunakan teknik uji diagnostik dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel 2x2. Terdapat 102 pasien gangguan pendengaran, 26,5% berusia 38-46 tahun dan 59,8% bejenis kelamin laki-laki. Diagnosis klinis terbanyak ialah Sudden Deafness (27,5%) kemudian diikuti oleh OMK (24,5%). Pemeriksaan tes garputala dalam menegakkan diagnosis gangguan pendengaran memiliki akurarsi yang cukup tinggi yaitu 82,35%. Tes garputala mumpuni untuk dilakukan dalam menegakkan diagnosis dan mendeteksi gangguan pendengaran.