PENGGUNAAN KOAGULAN ORGANIK UNTUK PEMBUATAN SLEB SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPON
Daftar Isi:
- Menurunnya kualitas dan harga jual olahan karet dapat dipengaruhi oleh keadaan sifat fisik karet. Dewasa ini petani karet banyak menggunakan bahan penggumpal yang dapat merusak mutu karet seperti cuka para, pupuk TSP, tawas dan air perasan gadung/nenas. Bahan penggumpal tersebut bersifat asam tetapi tidak memiliki sifat anti bakteri dan antioksidan sehingga memacu berkembangnya bakteri perusak bahan olahan karet. Mahalnya harga asam semut adalah penyebab petani menggunakan bahan penggumpal lain yang tidak dianjurkan oleh pemerintah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah di atas adalah menggunakan penggumpal asap cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis pembeku asap cair terhadap mutu sleb. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium teknologi, Balai Penelitian Sembawa, Banyuasin. Waktu pelaksanaan penelitian pada Februari 2017 sampai dengan Desember 2017. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan. Tiap-tiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah asap cair berbahan dasar tempurung kelapa, asap cair berbahan dasar sekam padi, dan asam semut (kontrol). Parameter yang diamati adalah kadar karet kering, plastisitas awal (Po), indeks retensi plastisitas (PRI), kadar abu, kadar zat menguap, dan viscositas mooney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan pembeku yang digunakan berpengaruh nyata terhadap kadar karet kering (%), plastisitas awal (Po), indeks retensi plastisitas (PRI), kadar abu (%), kadar kotoran (%), dan viscositas mooney. Perlakuan jenis bahan pembeku asap cair berbahan dasar sekam padi merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan kadar karet kering 33,6%, plastisitas awal 46,3, indeks retensi plastisitas 93,6%, kadar abu 0,287%, kadar zat menguap 0,483%, dan viscositas mooney 72.