ANALISIS EPIDEMIOLOGI KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SELUMA
Daftar Isi:
- Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) Mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive), penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing atau cacingan dapat menimbulkan kerugian terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein, serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapar menurunkan ketahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainya (Kemenkes, 2017). Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan studi cross-sectional yang dilakukan di Kabupaten Seluma. Sampel berjumlah 140 anak yang merupakan anak Sekolah Dasar usia 9-12 tahun dan berasal dari 5 kecamatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui infeksi kecacingan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan SPSS versi 19. Hasil pemeriksaan feses didapatkan bahwa 37,9% anak mengalami infeksi kecacingan. 56,4% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai kebiasaan mencuci tangan kurang baik, 52,1% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai kebersihan kuku kurang baik serta 48,4% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai sumber air kurang baik. Hasil uji chi square antara infeksi kecacingan dengan kebiasaan mencuci tangan didapatkan nilai p= 0,049 dan PR =2,16 ; Hasil uji chi square antara infeksi kecacingan dengan kebersihan kuku didapatkan nilai p = 0,020 dan PR =2,48 ; Hasil uji chi square antara infeksi kecacingan dengan sumber air didapatkan nilai p= 0,028 dan PR 2,30. Terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) antara kebisaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan sumber air dengan infeksi kecacingan. Anak yang mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan berisiko 2,167 kali mengalami infeksi kecacingan, anak yang kebersihan kuku kurang bersih berisiko 2,48 kali mengalami infeksi kecacingan, serta anak yang sumber airnya menggunakan sungai berisiko 2,30 kali mengalami infeksi kecacingan.